CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Untuk mencapai jumlah partisipasi perempuan dalam bidang politik, butuh proses dan kerjakeras hingga dukungan semua pihak. Meski dari tahun ke tahun ada peningkatan, namun jumlah yang diharapkan belum mencapai 30%.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menurut Ketua Kaukus Perempuan Politik (KPPI) Kota Cimahi Aida Cakrawati, jika keterwakilan kuota perempuan di legislatif terpenuhi maka akan memberi keseimbangan dan mewarnai pada setiap rumusan kebijakan dan peraturan perundang-undangan, penganggaran, dan pengawasan yang akan lebih berpihak pada kepentingan kesejahteraan perempuan dan anak.
“Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, memerintahkan kepada partai politik untuk mencalonkan sekurang-kurangnya 30% perempuan calon legislatif,” ungkap Aida, saat Diskusi Forum Wartawan Cimahi (Forwatch), di Lobby Gedung BITC, Jalan HMS Mintaredja, Kelurahan Baros Kota Cimahi.
BACA JUGA: 4 Pilar di Bulan Puasa, ABS Punya Trik Jaga Stamina
Bahkan menurut hasil survey WHO, kata Aida, jika ada minimal 30 persen perempuan dalam lembaga politik, akan mempengaruhi kebijakan.
Hal tersebut, lanjutnya, bisa dilihat di negara-negara maju ketika ada perempuan yang ikut menjadi bagian dari penentu kebijakan, ternyata masyarakatnya lebih sejahtera. Selain itu demokrasi juga harus ada perempuan, kalau tidak ada perempuan itu tidak demokratis.
Dia menyebutkan, pada periode 2014-2019, dari jumlah anggota DPRD Kota Cimahi mencapai 30 persen di DPRD Kota Cimahi ada 14 orang anggota DPRD perempuan.
“Saat ini Peride 2019 sampai 2024, dari 45 anggota DPRD Kota Cimahi, pada periode saat ini menurun menjadi 28 persen atau 13 orang, “ sebutnya.
BACA JUGA: Komunikasi Pemkot Cimahi Kurang Baik Dengan Partai
Meski di Kota Cimahi sudah pernah memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan di DPRD, Keterwakilan perempuan di DPR RI masih jauh dari 30 persen, karenanya perempuan harus bisa berpartisipasi dalam kebijakan sehingga bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Menurut Aida, banyak pihak yang tidak paham dengan politik yang menyebutkan jika politik itu jahat, padahal tidak sepenuhnya seperti itu, karena politik itu kalau diibaratkan sebuah pisau, tergantung siapa yang menggunakannya.
“Politik itu adalah seni bagaimana kita dapat mempengaruhi orang,” katanya.
Untuk mencapai hal itu, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan berbagai pihak agar masyarakat terutama kaum perempuan mau terlibat dalam aktivitas politik.
Di Kota Cimahi dirinya pernah menjadi Ketua partai di Kota Cimahi yaitu Partai Demokrat, beberapa waktu lalu baru saja dilantik seorang perempuan yang menjadi Ketua DPC Partai Hanura.
“Kami di KPPI harus mampu melipatgandakan kaum perempuan di parlemen, itu kami lakukan dengan melakukan pendidikan politik kepada msayarakat,” pungkasnya.