GARUT, Nyaringindonesia.com – Bencana banjir pada 2020 dan 2022 yang melanda kawasan Selatan Kabupaten Garut masih menyisakan kerusakan sarana dan prasarana hingga berdampak terhadap 5 wilayah kecamatan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tampak sejumlah lokasi yang terdampak hancur dan rusak diantaranya pada tanggul TPT sungai dan sungapan irigasi. Sejauh ini kerusakan sarana dan prasarana tersebut, belum mendapat perhatian Pemda Kabupaten Garut maupun instansi terkait lainnya.
Padahal keterlambatan penanganan sarana dan prasarana agar bisa mendapatkan air itu, bisa berakibat 72 hektar sawah di Desa Sirnabakti, Kecamatan Pameungpeuk mengalami gagal panen karena kekeringan.
Meski cuaca masih dalam musim penghujan, namun baru saja dua hari tidak turun hujan, sawah mulai kering hingga tampak pecahan tanah. Atas kejadian tersebut, warga berharap pihak Pemerintah Desa Sirnabakti mengupayakan penanganan sesegera mungkin.
Hal tersebut juga dibenarkan Kepala Desa Sinarbakti Herdi Hidayat, bahwa kondisi sawah warganya mulai terancam kekeringan hingga gagal panen jika sarana yang dibutuhkan warga agar sawahnya mendapatkan air, terlambat ditangani.
“Iya betul dan saya merasa prihatin melihat kondisinya seperti itu,” ungkap Herdi, melalui sambungan seluler, Sabtu (12/11/2022).
Apalagi, lanjutnya, warga berharap besar pemdes bisa langsung menangani hal tersebut. Namun, lagi-lagi sepertinya kemampuan pemdes tidak bakal sanggup memenuhi permintaan warganya.
Namun ia sudah menempuh upaya lain, seperti permohonan bantuan kepada Pemda Kabupaten Garut yang sudah ditempuh sejak 2021. Meski begitu, pihaknya belum mendapat restu baik dari Pemda Kabupaten Garut maupun Balai Besar Wilayah Sungai Ciwulan Cilaki dan Cimanuk Citanduy.
” Jawaban sampai sekarang, masih dianggarkan dan dianggarkan mungkin tahun 2023,” ungkap Herdi.
Herdi berharap besar warga bersabar dan tetap menyikapi hal ini dengan bijak, kondusif dan aman tidak terprovokatif, karena menurutnya pihak pemerintah tentunya sudah berupaya maksimal apalagi terkait pertanian yang menyangkut hajat kebutuhan pokok dam ketahanan pangan.
Pihak pemerintah desa sebenarnya bersama masyarakat mau mengadakan kerjabakti andai saja ada sekira 300 boronjong untuk membuat tanggul sendiri. Somoga atas kejadian ini menjadi perhatian pihak BBWS.