Peneliti Utama BRIN: Petani Disarankan Beralih ke Tanaman Pajale untuk Mengatasi Dampak El Nino

BRIN

BANDUNG, Nyaringindonesia.com – Eddy Hermawan, seorang peneliti ahli utama di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memberikan saran kepada petani untuk mengantisipasi dampak El Nino dalam sektor pertanian. Menurutnya, petani sebaiknya mempertimbangkan untuk mengganti tanaman padi dengan tanaman pajale (padi ganti jagung dan kedelai), karena tanaman ini memerlukan lebih sedikit pasokan air.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Eddy mengatakan bahwa El Nino yang cukup panjang sampai akhir tahun ini harus diwaspadai, terutama di daerah monsunal yang mengalami perubahan pola curah hujan, yakni dari basah menjadi kering. Oleh karena itu, penghematan penggunaan air menjadi sangat penting,” seperti yang dikutip dari keterangan tertulis BRIN pada Minggu (10/9/2023).

Selain itu, Eddy juga menjelaskan bahwa dampak El Nino terhadap dinamika atmosfer Indonesia dapat berdampak pada terjadinya musim kemarau yang panjang dibandingkan dengan kondisi normal. Dia menguraikan bahwa El Nino adalah indikasi dari peningkatan suhu permukaan laut, yang berpusat di Samudra Pasifik dan menjadi pusat konveksi yang kuat serta pusat tekanan rendah.

Fenomena El Nino telah terjadi beberapa kali dalam sejarah, dan biasanya berdampak pada musim kemarau yang panjang. Eddy menekankan bahwa selama periode El Nino, pusat Samudra Pasifik menjadi pusat tekanan rendah yang mengubah pola awan-awan, yang pada gilirannya mengakibatkan kurangnya curah hujan dan musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya.

Saran Eddy Hermawan ini merupakan upaya untuk membantu petani dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang dapat memengaruhi hasil panen dan ketahanan pangan.

Berita Utama