NyaringIndonesia.com-Tanggapan pejabat Israel dan amerika Serikat terkait penundaan gencatan senjata sementara selama empat hari di Gaza, Palestina. Meskipun Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengindikasikan bahwa pembebasan 50 sandera oleh Hamas sesuai rencana, proses pembebasan tersebut baru akan dimulai paling cepat pada hari Jumat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hanegbi menyatakan dalam pernyataannya, “Kontak untuk pembebasan sandera kami semakin maju dan terus berlanjut,” dan menegaskan bahwa pemulaan pelepasan akan sesuai dengan kesepakatan awal, tidak sebelum hari Jumat.
Juru bicara Gedung Putih, Adrienne Watson, juga mengonfirmasi bahwa rincian logistik akhir untuk pembebasan sedang dikerjakan. “Itu sudah berjalan sesuai rencana, dan kami berharap penerapannya akan dimulai pada Jumat pagi,” kata Watson.
Meskipun belum jelas penyebab penundaan, sumber di Mesir melaporkan bahwa mediator telah meminta waktu mulai pukul 10 pagi, namun hal itu tak bisa direalisasikan. Dilansir Reuters
Media Israel, Kan, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, menyebutkan bahwa penundaan selama 24 jam terjadi karena perjanjian tersebut belum ditandatangani oleh Hamas dan mediator Qatar. Al-Jazeera juga melaporkan bahwa Hamas belum memberikan daftar para tawanan.
Dalam kesepakatan tersebut, diharapkan pembebasan 240 sandera yang ditahan oleh Hamas, dengan Israel juga membebaskan setidaknya 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Selain itu, akan diizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut. Sebuah dokumen pemerintah Israel juga mencatat bahwa untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, akan ada satu hari “jeda” tambahan dalam pertempuran.