BRIN Soroti Teknologi Kecerdasan Buatan AI

BRIN soroti teknologi kecerdasan buatan AI (foto, wikipedia)

JAKARTA, NyaringIndonesia.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, telah menegaskan bahwa pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI), termasuk pengembangan ke depan dan panduan untuk mencegah potensi kerugian.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pernyataan ini tercantum dalam Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia yang sedang dalam proses untuk dijadikan Peraturan Presiden (Perpres) dan saat ini telah dimasukkan dalam Program Legislasi Nasional Prioritas (Prolegnas).

Pandangan ini disampaikan saat Laksana Tri Handoko menjadi pembicara dalam acara diskusi Tech Talk yang diselenggarakan oleh Medcom.id dengan tema “Etika AI”. Diskusi ini fokus membahas etika teknologi AI agar tidak disalahgunakan dan tidak menjadi ancaman dalam kehidupan sehari-hari.

Laksana Tri Handoko mengidentifikasi beberapa tantangan dalam mewujudkan etika kecerdasan buatan di era digital, yang tidak hanya terbatas pada infrastruktur, tetapi juga melibatkan kepercayaan masyarakat dan sumber daya manusia.

‘Tapi menekankan membentuk kepercayaan publik adalah suatu hal yang kompleks, sementara menciptakan talenta di bidang kecerdasan buatan menjadi hal yang krusial, ungkapnya.

Tri Handoko melihat teknologi AI sebagai alat yang berbasis data, serupa dengan otak manusia yang mengandalkan basis data atau informasi yang terakumulasi.

Dia menyoroti pentingnya etika dalam memastikan bahwa penggunaan data tidak merugikan pihak lain, memberikan contoh potensi risiko seperti pencurian kendaraan karena informasi yang tidak sah.

Dalam konteks sumber daya manusia, Tri Handoko menekankan bahwa yang dibutuhkan bukan hanya programmer, tetapi individu dari berbagai sektor dengan passion di bidang IT atau teknologi AI.

Menurutnya, orang-orang ini, yang menguasai data dalam bidangnya, memiliki peran penting dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat dan mendukung inovasi serta bisnis.

Tri Handoko juga menyoroti pentingnya eksplorasi dan kapitalisasi terhadap Big Data lokal di Indonesia.

Menurutnya, hal ini memungkinkan negara untuk memiliki keunikan dan nilai tambah lokal, sekaligus menciptakan peluang bisnis yang mungkin tidak dimiliki oleh perusahaan teknologi besar seperti Google.

“Kita memiliki peluang untuk menciptakan Big Data asli Indonesia dengan memanfaatkan keragaman di Indonesia, yang dapat membawa nilai tambah bagi kebutuhan lokal,” tegasnya. ***

 

Berita Utama