CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Dalam Islam, konsep hantu gentayangan tidak diakui secara eksplisit. Dalam ajaran Islam, kepercayaan utama terkait dengan entitas non-fisik adalah tentang jin.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Jin merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki kehendak bebas seperti manusia, namun diciptakan dari api, sedangkan manusia diciptakan dari tanah.
Al-Qur’an menyebutkan tentang jin dalam beberapa ayat, dan menyatakan bahwa mereka juga bertanggung jawab di hadapan Allah atas perbuatan mereka. Dalam Islam, kepercayaan pada adanya hantu gentayangan atau arwah orang yang telah meninggal yang kembali ke dunia untuk mengganggu atau berinteraksi dengan manusia hidup tidak didukung secara luas.
Sebaliknya, Islam mengajarkan keyakinan pada kehidupan setelah kematian, di mana roh seseorang akan dihisab atas amalannya di dunia dan ditempatkan di surga atau neraka sesuai dengan kebaikan atau kejahatan yang dilakukannya.
Keyakinan ini mencakup kepercayaan pada interaksi yang diizinkan antara dunia roh dan dunia manusia, seperti dalam bentuk mimpim-mimpi yang mungkin membawa pesan atau petunjuk, tetapi tidak dalam bentuk hantu gentayangan yang bergerak bebas di dunia manusia.
Oleh karena itu, dalam konteks ajaran Islam, penting untuk fokus pada hal-hal yang ditekankan dalam Al-Qur’an dan Hadis, serta menghindari keyakinan atau praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran agama tersebut.
Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan jin dan kehidupan setelah kematian. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
### Ayat Al-Qur’an tentang Jin:
- **Surah Al-Jinn (72:1-2)**: “Katakanlah (Muhammad), ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwa ada sekelompok jin yang mendengarkan (al-Qur’an), kemudian mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang sangat mengherankan.'”
- **Surah Al-A’raf (7:27)**: “Sesungguhnya, Al-Qur’an itu adalah wahyu dari Tuhan semesta alam. Dan jika Muhammad menciptakan kedustaan terhadap Kami, pastilah Kami mencegah tangan kanannya, kemudian Kami potong lehernya.”
### Hadis tentang Kehidupan Setelah Kematian:
- Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya dunia ini adalah penjara bagi orang-orang mukmin dan surga bagi orang-orang kafir.” (Muslim)
- Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang hamba meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” (Muslim)
Ayat-ayat dan hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW mengandung ajaran tentang jin dan kehidupan setelah kematian. Dalam konteks jin, mereka dianggap sebagai makhluk yang memiliki kehendak bebas dan ada yang beriman kepada Allah serta mengikuti ajaran-Nya, sementara yang lainnya melanggar perintah-Nya. Sementara itu, ajaran tentang kehidupan setelah kematian menegaskan bahwa dunia ini hanyalah sementara dan bahwa amalan baik yang dilakukan oleh seseorang dapat memberikan manfaat di akhirat.
Dalam Islam, mempercayai adanya hantu gentayangan tidak dianjurkan. Ajaran Islam menekankan keimanan kepada Allah, rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat-Nya, hari kiamat, dan takdir baik maupun buruk sebagai bagian dari rukun iman.
Keyakinan pada hantu gentayangan atau arwah yang kembali ke dunia untuk mengganggu atau berinteraksi dengan manusia hidup tidak didukung oleh ajaran Islam.
Mempercayai keberadaan hantu gentayangan bisa membawa dampak negatif, seperti menimbulkan ketakutan, kegelisahan, atau bahkan kepercayaan pada sesuatu yang tidak benar atau tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.
Islam mengajarkan umatnya untuk mempercayai yang gaib dan tak terlihat hanya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadis, dan untuk tidak menyimpang ke dalam kepercayaan-kepercayaan yang bersifat bid’ah atau takhayul.
Sebagai gantinya, Islam menekankan pentingnya berpegang teguh pada ajaran yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, serta menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran agama tersebut. Ini termasuk menghindari mempercayai hal-hal yang tidak memiliki dasar yang jelas dalam Islam, seperti mempercayai adanya hantu gentayangan.