Pemerintah Kota Cimahi Memastikan Ketersediaan dan Stabilitas Harga Pangan Jelang Idul Fitri

Pj Wali kota Cimahi
Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, bersama dengan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkorperin) serta jajaran, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, bersama dengan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkorperin) serta jajaran, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional. Tujuan sidak tersebut adalah untuk memantau ketersediaan komoditas pangan pokok dan menjaga kestabilan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dalam kunjungannya, rombongan Pj Wali Kota Cimahi berdialog langsung dengan para pedagang di Pasar Antri terkait stok dan harga pangan pokok.

“Dalam sidak pasar yang kami lakukan hari ini, kami memastikan dua hal,” ungkap Dicky setelah melakukan inspeksi pasar.

Dalam observasinya di Pasar Antri Dicky memastikan dua hal, Pertama, memantau ketersediaan stok komoditas pangan pokok. Dan kedua, memastikan keamanan pangan yang dijual di pasar.

“Yang pertama dan yang paling penting adalah memastikan keamanan pangan, untuk memeriksa kualitasnya, apakah sehat atau tidak. Kami ingin memastikan bahwa pangan yang dijual di pasar layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Alhamdulillah, kami belum menemukan pangan yang tidak sehat, terutama untuk komoditas sayuran, buah, dan daging,” tambah Dicky.

Dalam konteks ini, Dicky meyakini bahwa masyarakat berhak mendapatkan pangan dengan kualitas yang baik, sejalan dengan upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat sebagai konsumen pasar serta meminta kepada jajarannya untuk terus memastikan keamanan pangan secara berkelanjutan hingga hari Lebaran tiba.

“Dalam hal ketersediaan pangan di pasar, kami juga memastikannya, dari sisi pasokan, kami tidak menemukan masalah. Untuk beras, kami telah memperhatikan pasokan beras lokal karena sudah masuk masa panen. Meskipun harga beras lokal mengalami variasi, dan ada penurunan, namun harga masih bertahan di kisaran Rp15.000 – Rp16.000 per kilogram. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang masih tinggi, sehingga pasokan harus terus ditambah.” lanjutnya.

Menurut Dicky, hal tersebut semakin meningkatkan semangat dan motivasinya untuk terus melaksanakan Operasi Pasar Beras Murah (OPM), Bazar Murah, dan Gerakan Pangan Murah (GPM), terutama untuk komoditas beras.

“Khusus untuk Kota Cimahi, beras SPHP akan kembali tersedia, tidak hanya melalui OPM dan GPM, tetapi akan tersedia di setiap kelurahan setiap akhir bulan pada hari Kamis,” ungkapnya.

“Melalui OPM dan GPM ini, pasokan pangan dipertahankan dan didekatkan ke masyarakat, sehingga biaya distribusi dapat dikurangi. Dengan demikian, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan harga yang terjangkau dan mudah didapatkan,” tegas Dicky.

Untuk harga komoditas lainnya, secara umum, harga masih relatif stabil, kecuali untuk bawang,  mengalami kenaikan harga bawang karena adanya kendala panen di beberapa daerah penghasil bawang. Namun, untuk daging ayam, harganya mengalami penurunan dari sebelumnya sekitar Rp40.000 menjadi sekitar Rp38.000-an per kilogram. Akan tetapi, untuk daging sapi, harga mengalami kenaikan dari Rp130.000 menjadi Rp140.000 per kilogram.

Melalui Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi, Dicky mengungkapkan bahwa pemerintah telah memastikan stok pangan jelang Hari Raya Idul Fitri aman. Hal ini karena pemerintah telah menyediakan pasokan dengan baik sehingga harga-harga tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Dicky juga berjanji untuk terus memantau kondisi pasokan setelah Hari Raya Idul Fitri untuk memastikan stok tetap terjaga dan harga tetap stabil.

Sementara itu, Kepala Disdagkorperin Kota Cimahi, Hella Haerani, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang di pasar tradisional Kota Cimahi. Tujuannya adalah agar para pedagang tidak menaikkan harga pasar secara berlebihan.

Ia juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat, tetapi juga oleh kenaikan harga dari supplier utama, yakni pasar Induk.

“Disdagkorperin telah melakukan sosialisasi melalui Paguyuban Pasar untuk memastikan harga pasar tetap stabil. Kenaikan harga tidak terjadi di semua komoditas, tetapi hanya pada bahan-bahan pokok tertentu seperti gula pasir, daging sapi, cabai, dan bawang. Hal ini disebabkan oleh gagal panen dari produsen di Brebes,” tutur Hella.

Terakhir, Hella menghimbau masyarakat untuk tidak berlebihan dalam berbelanja menyambut Hari Raya Idul Fitri.

“Mudah-mudahan di masa libur Lebaran ini, masyarakat dapat berbelanja dengan bijak dan hanya membeli yang benar-benar diperlukan,” himbaunya.

Berita Utama