NyaringIndonesia.com – Di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat, nilai-nilai kebudayaan dan petuah hidup dari leluhur tetap relevan sebagai pedoman bagi masyarakat untuk menjaga keseimbangan dalam berkehidupan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ada dua petuah yang sangat mendalam, yang berasal dari tradisi Jawa dan Sunda, yang sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, meski terkadang terlupakan dalam kesibukan modernitas.
Petuah tersebut adalah Silih Asah, Asih, Asuh dan Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja.
Silih Asah, Asih, Asuh mengandung makna yang mendalam. Tiga kata ini saling berhubungan untuk membentuk pola interaksi sosial yang harmonis.
Asah berarti saling mengasah kemampuan, Asih berarti saling menyayangi, dan Asuh berarti saling menjaga. Prinsip ini mengajarkan kita untuk terus meningkatkan kualitas diri dan saling membantu satu sama lain dalam setiap aspek kehidupan.
Di dalamnya terkandung esensi gotong royong, di mana setiap individu tidak hanya berpikir untuk diri sendiri, tetapi juga berusaha memberikan manfaat bagi orang lain.
Konsep ini juga mencerminkan pentingnya solidaritas dan empati dalam masyarakat. Dengan saling asah, asih, dan asuh, kita membangun lingkungan yang saling mendukung, di mana setiap orang merasa dihargai dan dilindungi.
Di sinilah kebersamaan yang sejati tercipta, yang pada akhirnya membawa pada kesejahteraan bersama.
Sementara itu, Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja adalah gambaran tentang sebuah masyarakat yang makmur, tenteram, dan sejahtera.
Ini adalah cita-cita yang sangat luhur dalam budaya Sunda, yang juga ditemukan dalam ajaran-ajaran Jawa. Filosofi ini mendorong terciptanya kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian, di mana seluruh anggota masyarakat merasakan kesejahteraan lahir dan batin.
Penting untuk dicatat bahwa Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja tidak hanya bicara soal kemakmuran materi, tetapi juga tentang keseimbangan dalam kehidupan sosial dan spiritual.
Kehidupan yang gemah ripah, atau makmur, berarti bukan hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga dalam budaya, pendidikan, dan moralitas.
Kehidupan yang tata tentrem, atau tenteram, menunjukkan pentingnya rasa aman dan damai dalam masyarakat, di mana perbedaan dihargai dan kerukunan dijaga.
Sementara kerta raharja, yang berarti sejahtera, mengandung makna bahwa setiap individu dalam masyarakat berhak atas hidup yang layak dan penuh kedamaian.
Konsep ini pada akhirnya menggambarkan sebuah masyarakat ideal, yang bukan hanya diimpikan oleh masyarakat Sunda, tetapi juga diharapkan oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Hal ini sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa, yang dirumuskan dalam Pancasila, terutama pada sila kelima, yakni “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
Pancasila menjadi penegasan dari nilai-nilai luhur ini, yang mengutamakan keadilan, kesejahteraan, dan kesetaraan untuk seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.
Jika kita menelusuri lebih dalam, nilai-nilai ini bukan hanya berasal dari kebudayaan Sunda dan Jawa saja, tetapi juga merupakan refleksi dari pemikiran besar yang disampaikan oleh Prabu Wastu Kencana, Raja Sunda-Galuh pada abad ke-14.
Prasasti yang ditemukan di Astana Gede Kawali, Ciamis, Jawa Barat, mencatatkan betapa pentingnya sebuah pandangan hidup yang berlandaskan pada kesejahteraan bersama.
Pandangan ini kemudian diteruskan oleh para pemimpin dan tokoh bangsa, termasuk Bung Karno, yang menyempurnakan konsep tersebut dalam Pancasila.
Meskipun perdebatan mengenai asal-usul konsep kebangsaan ini bisa saja terjadi, yang lebih penting adalah pemahaman bahwa kedamaian, kesejahteraan, dan keadilan adalah cita-cita bersama yang telah lama tertanam dalam budaya kita.
Nilai-nilai ini sudah ada sejak zaman Prabu Siliwangi dan terus hidup hingga kini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung ini, prinsip Silih Asah, Asih, Asuh dan Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak melupakan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang menjadi landasan bagi masyarakat yang adil dan makmur.
Nilai-nilai ini tidak hanya relevan untuk masyarakat masa lalu, tetapi juga untuk generasi sekarang dan masa depan Indonesia.
Sebagai bangsa, kita harus terus menghidupkan dan menyebarkan ajaran ini agar tercipta masyarakat yang benar-benar gemah ripah, loh jinawi, tata tentram, kerta raharja, dan adil sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News