Surabaya, NyaringIndonesia.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan inspeksi terhadap beberapa alat pemantau cuaca yang dimiliki BMKG di wilayah Surabaya, Jawa Timur.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tujuan inspeksi ini adalah untuk memastikan kesiapan alat Automatic Weather Observing System (AWOS), Low Level Windshear Alert System (LLWAS), dan Marine Automatic Weather Station (MAWS) dalam mendeteksi potensi cuaca ekstrem.
Dwikorita memulai inspeksi dengan memeriksa AWOS, yang berfungsi sebagai alat utama untuk memantau kondisi cuaca, terutama dalam mendukung keselamatan penerbangan, baik saat pesawat lepas landas maupun mendarat. AWOS secara real-time mengukur berbagai parameter cuaca, termasuk kecepatan dan arah angin, suhu, tekanan udara, kelembapan, curah hujan, tinggi dasar awan, serta jarak pandang.
Data yang diperoleh setiap 30 menit langsung dikirim ke BMKG dan diteruskan kepada Air Traffic Control (ATC) untuk memastikan kelayakan cuaca demi keselamatan penerbangan di Bandara Juanda, Surabaya.
Selanjutnya, Dwikorita meninjau Low Level Windshear Alert System (LLWAS), yang berfungsi untuk mendeteksi potensi windshear atau perubahan arah dan kecepatan angin yang berbahaya bagi penerbangan, terutama saat pesawat lepas landas atau mendarat. Dengan 10 sensor yang terpasang di sekitar Bandara Juanda, LLWAS memantau arah serta kecepatan angin untuk mendeteksi turbulensi berbahaya, seperti angin berlawanan yang dapat menyebabkan pesawat tergelincir atau kehilangan kendali.
Jika terdeteksi potensi windshear, peringatan akan langsung dikirim ke ATC dan pilot untuk mengambil tindakan mitigasi, seperti menunda pendaratan, go-around, atau mengalihkan penerbangan ke bandara lain.
Terakhir, Dwikorita meninjau Marine Automatic Weather Station (MAWS), yang digunakan untuk memantau kondisi cuaca maritim di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. MAWS dilengkapi dengan sensor untuk mengukur suhu, tinggi permukaan air, kelembapan, arah dan kecepatan angin, curah hujan, serta suhu permukaan laut, dan dapat mengirimkan data per menit.
Data yang diperoleh dari MAWS sangat penting untuk memastikan keselamatan pelayaran, termasuk informasi cuaca ekstrem, gelombang tinggi, dan pasang surut yang dapat mempengaruhi operasional pelabuhan.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, Daryatno, menjelaskan bahwa MAWS juga mendukung kelancaran kegiatan bongkar muat peti kemas dan memastikan keselamatan angkutan barang dan penumpang di pelabuhan.
“Ini adalah upaya BMKG untuk menjaga keselamatan masyarakat, baik dalam penerbangan maupun di pelabuhan, terutama dari ancaman cuaca ekstrem. Mohon doanya agar kami dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, dan akurat,” ujar Dwikorita.