Cimahi, NyaringIndonesia.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi telah merancang strategi untuk mengantisipasi penumpukan sampah terkait pembatasan kapasitas di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Salah satu langkah yang diambil adalah menerapkan skala prioritas dalam pengangkutan sampah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kepala DLH Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, menjelaskan bahwa pihaknya lebih mengutamakan pengangkutan sampah dari wilayah yang sudah menerapkan pemilahan dan memiliki penumpukan sampah yang lebih lama. Ini juga menjadi bagian dari upaya edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sejak dari hulu.
“Meski ada penumpukan, tapi masih terkendali. Kami menjadwalkan pengangkutan, memprioritaskan sampah yang telah dipilah,” ujar Chanifah. Dilansir dari laman cimahikota.go.id
Menurutnya, masyarakat Kota Cimahi menghasilkan sekitar 230 ton sampah per hari. Namun, pengiriman sampah ke TPA Sarimukti dibatasi hanya sebanyak 90-100 ton per hari, dengan maksimum 17 ritase pengangkutan. Sisa sampah diolah di tingkat kewilayahan.
“Produksi sampah kita mencapai 230 ton per hari, namun yang bisa dibuang ke TPA Sarimukti hanya 100 ton. Sisanya diolah di wilayah,” tambahnya.
Untuk kawasan berpengelola, seperti perusahaan, DLH Kota Cimahi kini tidak lagi menyediakan layanan pengangkutan sampah. Perusahaan dan kawasan berpengelola diminta untuk mengelola sampah secara mandiri.
“Kawasan berpengelola, termasuk perusahaan, tidak lagi kami layani. Kami hanya melayani masyarakat,” tegas Chanifah.
Chanifah juga menambahkan bahwa pihaknya mendorong pembentukan Bank Sampah Unit (BSU) di setiap Rukun Warga (RW) di Kota Cimahi. Dengan adanya BSU, diharapkan bisa mengurangi penumpukan sampah.
“Kami mendorong pembentukan BSU di tiap RW, yang berjumlah 312 di seluruh Cimahi. Ini akan membantu mengurangi sampah yang perlu diangkut,” ujarnya.
Sebanyak 65 fasilitator telah dilibatkan dalam pembentukan BSU di 312 RW, dengan masing-masing fasilitator bertugas mendampingi 5 RW dalam proses pembentukan dan pengelolaan BSU.
“Mereka akan mengajarkan cara pemilahan sampah. Setiap RW diharapkan sudah memiliki barang-barang hasil pemilahan yang akan diambil oleh Bank Sampah Samichi sesuai jadwal,” jelasnya.
Saat ini, BSU fokus pada pengelolaan sampah anorganik, namun kedepannya diharapkan BSU juga dapat mengelola sampah organik.
“Kami berharap BSU tidak hanya mengelola sampah anorganik, tetapi juga organik. Kami masih mendampingi untuk mencapai target ini,” tutupnya.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News