Mengenal Tradisi Lebaran yang Penuh Warisan Budaya di Indonesia

Tradisi lebaran
Grebeg Syawal adalah tradisi yang dilaksanakan setiap 1 Syawal sebagai bentuk syukur setelah Ramadan. Tradisi ini melibatkan tujuh gunungan yang dibawa oleh abdi dalem dan prajurit Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman untuk didoakan sebelum diperebutkan masyarakat.

Cimahi, NyaringIndonesia.com – Setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, umat Islam merayakan kemenangan dengan sukacita dalam Hari Raya Idulfitri atau Lebaran. Seperti halnya bulan Ramadan, Idulfitri juga dirayakan dengan penuh kebahagiaan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi unik dalam menyambut Idulfitri, dengan makna yang mendalam. Seperti kebiasaan di daerah berikut,

Grebeg Syawal (D.I. Yogyakarta)
Grebeg Syawal adalah tradisi yang dilaksanakan setiap 1 Syawal sebagai bentuk syukur setelah Ramadan. Tradisi ini melibatkan tujuh gunungan yang dibawa oleh abdi dalem dan prajurit Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman untuk didoakan sebelum diperebutkan masyarakat.

Perang Topat (Nusa Tenggara Barat)
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada tradisi Perang Topat, di mana masyarakat saling melempar ketupat. Tradisi ini simbol kerukunan umat Hindu dan Islam. Setelah doa dan ziarah di makam, ketupat yang digunakan dalam perang dipercaya membawa kesuburan dan keberkahan.

Ronjok Sayak (Bengkulu)
Tradisi Ronjok Sayak di Bengkulu melibatkan pembakaran batok kelapa setinggi satu meter. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun dan dianggap sebagai penghubung antara manusia dan leluhur. Biasanya dilakukan setelah salat Isya pada 1 Syawal.

Binarundak (Sulawesi Utara)
Di Sulawesi Utara, masyarakat Motoboi Besar membuat nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari setelah Idulfitri. Nasi jaha dimasak dalam batang bambu dengan perpaduan rasa gurih santan dan jahe, serta sebagai bentuk silaturahmi dan rasa syukur.

Festival Meriam Karbit (Kalimantan Barat)
Festival Meriam Karbit di Kalimantan Barat menjadi tradisi yang penuh semangat dan keberanian. Festival ini berlangsung selama tiga hari, dengan acara yang dimulai sebelum, sesaat, dan setelah Lebaran. Selain menjadi tradisi Lebaran, festival ini juga mengingatkan sejarah berdirinya Kota Pontianak.

Masing-masing tradisi Lebaran ini tidak hanya mencerminkan keberagaman budaya Indonesia, tetapi juga sarat dengan makna spiritual dan kebersamaan.

==============

Disclaimer:

Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Berita Utama