CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Ribuan warga Cimahi memadati kawasan Pussen Arhanud untuk menyaksikan Pawai Budaya Ogoh-Ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Acara ini menjadi simbol penyucian diri dari energi negatif dan berlangsung meriah dengan arak-arakan Ogoh-Ogoh melintasi rute Pusdik Arhanud, Alun-Alun Cimahi, hingga Stasiun Kereta Api Cimahi.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menyambut baik pelaksanaan pawai tersebut. Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan keberagaman budaya di Kota Cimahi yang dikenal sebagai kota dengan masyarakat multietnis.
“Kota Cimahi terdiri dari berbagai suku dan budaya. Pawai Ogoh-Ogoh ini menunjukkan bagaimana keberagaman bisa hidup berdampingan secara harmonis. Saya melihat antusiasme warga sangat tinggi menyambut acara ini,” ujar Ngatiyana pada media. Jum’at (28/03/25).
Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan dan mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
“Mari kita jaga kebersamaan ini dan terus bersatu demi kemajuan bangsa,” tambahnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Barat, I Made Irawan, menegaskan bahwa pawai ini dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Nyepi dengan mempertimbangkan umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa.
“Kami berupaya agar kegiatan ini berjalan dengan tertib dan tidak mengganggu saudara-saudara kita yang sedang berpuasa. Semoga pawai ini menjadi simbol kerukunan antarumat beragama,” kata I Made.
Ia menjelaskan, Ogoh-Ogoh yang diarak merupakan representasi sifat-sifat buruk yang harus dibuang sebagai bentuk introspeksi diri.
“Nyepi adalah momen perenungan bagi umat Hindu untuk menyucikan pikiran, perkataan, dan perbuatan sesuai ajaran Tri Kaya Parisudha,” jelasnya.
Pawai Budaya Ogoh-Ogoh di Cimahi berlangsung aman dan tertib, mencerminkan semangat toleransi di tengah masyarakat yang beragam. (Bzo)