NyaringIndonesia.com – Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terdapat seorang dokter yang berkomitmen pada prinsip dasar kemanusiaan dalam memberikan layanan kesehatan. Ia adalah Dr. Yusuf Nugraha (44), pemilik Klinik Harapan Sehat di Cilaku, Cianjur.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dengan pendekatan yang penuh empati, Yusuf menerapkan sistem “ijab kabul” dalam praktik medisnya merupakan sebuah konsep yang memungkinkan pasien membayar hanya sesuai dengan kemampuan mereka, bahkan memberikan layanan gratis bagi yang tidak mampu.
“Saya ingin memastikan bahwa semua orang, tanpa terkecuali, tetap bisa berobat tanpa terkendala biaya. Kesehatan adalah hak fundamental yang dimiliki setiap manusia,” ujar Yusuf.
Berbeda dari praktik medis pada umumnya, di Klinik Harapan Sehat, sebelum memulai pemeriksaan, pasien diminta untuk melakukan “ijab kabul,” yang mirip dengan akad dalam tradisi Islam.
Dalam proses ini, Yusuf akan menanyakan kepada pasien berapa jumlah yang mampu mereka bayar untuk layanan yang diberikan. Pasien kemudian menyatakan kesanggupannya untuk membayar jumlah tersebut.
Jika pasien tidak mampu membayar, mereka tetap akan dilayani tanpa biaya. Setelah itu, pasien diminta untuk menandatangani surat pernyataan yang mencatat kesanggupannya untuk membayar.
Tidak jarang, ada pasien yang hanya mampu membayar sejumlah kecil, seperti Rp 20.000 atau bahkan Rp 5.000. Ada pula yang sama sekali tidak memiliki uang. Meski demikian, Yusuf memastikan mereka tetap menerima pelayanan yang maksimal, baik untuk rawat jalan maupun rawat inap.
Yusuf sangat memahami betul tantangan yang dihadapi sebagian masyarakat yang tidak memiliki akses ke jaminan kesehatan, seperti BPJS. Ia ingin memastikan tidak ada warga yang menunda pengobatan karena keterbatasan biaya, karena hal tersebut bisa memperburuk kondisi kesehatan mereka.
“Jangan sampai ada warga yang menahan sakit karena tidak punya biaya, hingga akhirnya kondisi mereka semakin parah dan sulit untuk diselamatkan,” tegas Yusuf.
Bagi Yusuf, pasien bukanlah objek untuk meraih keuntungan, melainkan individu yang harus diperlakukan dengan penuh ketulusan, profesionalisme, dan rasa hormat.
Oleh karena itu, ia tidak merasa bahwa konsep ijab kabul yang diterapkannya menghambat pendapatan kliniknya. Sebaliknya, ia merasakan adanya “keajaiban” yang datang seiring dengan konsistensinya menjalankan program ini.
Walaupun konsep yang diterapkan Yusuf sempat menuai keraguan dari banyak pihak, Klinik Harapan Sehat tetap dapat bertahan dan berkembang selama 16 tahun terakhir. Klinik yang awalnya hanya berukuran 3×4 meter kini telah berkembang menjadi gedung dua lantai yang melayani lebih dari 250 pasien setiap harinya.
“Dalam matematika manusia, 10 dikurangi 11 hasilnya minus satu. Namun, dalam matematika Allah, hasilnya bisa jadi sejuta,” ungkap Yusuf dengan penuh keyakinan.
Keberhasilan Klinik Harapan Sehat tidak hanya datang dari manajemen yang baik, tetapi juga dari doa-doa pasien yang pernah mendapatkan pelayanan medis di kliniknya. Konsep ijab kabul ini, meskipun berbeda dengan praktik medis konvensional, telah membuktikan bahwa layanan kesehatan berbasis kemanusiaan dapat terus berjalan dan bahkan berkembang, tanpa harus berorientasi pada keuntungan semata.
Dengan konsep ini, Yusuf Nugraha telah menunjukkan bahwa integritas dan kemanusiaan dalam memberikan pelayanan kesehatan tetap bisa dijalankan, bahkan dalam kondisi ekonomi yang sulit. Klinik Harapan Sehat tidak hanya menjadi tempat untuk mendapatkan pengobatan, tetapi juga simbol dari harapan dan kasih sayang kepada sesama.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News
