Cirebon, NyaringIndonesia.com– Di tengah arus kemajuan zaman, kebutuhan akan pendidikan yang memadukan ilmu modern dengan nilai-nilai keagamaan semakin mendesak. Menjawab tantangan ini, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bahjah di bawah naungan Lembaga Pengembangan Dakwah Al Bahjah yang dipimpin oleh ulama karismatik Buya Yahya hadir dengan konsep pendidikan holistik.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Mengusung sistem kurikulum ganda yang mengintegrasikan pendidikan nasional dan sistem pesantren, STAI Al-Bahjah berkomitmen mencetak generasi yang tak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual.
Kini, kampus yang terletak di kawasan pesantren tersebut tengah bersiap naik kelas menjadi universitas. “Insya Allah ke depan kami ingin mengembangkan empat fakultas untuk menjawab kebutuhan zaman,” ujar Ustad Imam Abdullah, B.Sc., M.A., Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan & Alumni STAI Al-Bahjah.
Kemitraan Strategis: TMMS dan Beasiswa Santri
Langkah besar STAI Al-Bahjah mendapat dukungan dari sektor industri, salah satunya dari PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS) melalui Rimba Foundation. Melalui program tanggung jawab sosial (CSR), TMMS memberikan beasiswa penuh kepada 20 mahasiswa—10 putra dan 10 putri—sejak awal kuliah hingga lulus.
Rimba Foundation sendiri merupakan lembaga sosial yang mengelola dana CSR dari berbagai anak perusahaan TMMS. Beasiswa ini mencakup biaya pendidikan dan kebutuhan kepondokan, membebaskan mahasiswa dari beban finansial agar bisa fokus sepenuhnya pada studi dan pengembangan diri.
Cerita Haru di Balik Prestasi
Miftahul Arifin, salah satu penerima beasiswa asal Kuningan, mengisahkan perjuangannya. Sejak usia empat tahun hidup tanpa sosok ayah, ia bertahan menempuh pendidikan pesantren selama delapan tahun, sembari menghafal 30 juz Al-Quran. “Yang penting saya bisa bahagiakan ibu,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kisah serupa datang dari Joko Prayitno, santri asal Ngawi, Jawa Timur. Ia mengenal STAI Al-Bahjah secara tak sengaja melalui pencarian internet oleh kakaknya. Kini, ia menjadi salah satu penerima manfaat beasiswa Rimba Foundation. “Kami dari keluarga sederhana. Orang tua sudah tak bekerja. Beasiswa ini sangat berarti,” ujarnya.
Pendidikan untuk Masa Depan Berkelanjutan
Ustad Imam menekankan bahwa bantuan beasiswa bukan sekadar pemberian biaya, melainkan investasi sosial jangka panjang. “Mahasiswa dibebaskan dari biaya infak dan fokus pada belajar, khidmah, serta mengasah potensi,” katanya.
CEO TMMS, Herryan Syahputra, menjelaskan bahwa pendidikan menjadi salah satu pilar utama keberlanjutan perusahaan. “TMMS tumbuh bersama masyarakat. Kami tidak hanya bicara produksi, tapi juga tentang menciptakan masa depan yang stabil, transparan, dan inklusif,” ungkapnya.
Menurut Herryan, TMMS terus berinovasi melalui digitalisasi dan teknologi hijau, sembari tetap hadir dalam menjawab kebutuhan sosial. “Kami memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan generasi unggul—baik secara intelektual maupun moral. Beasiswa ini adalah bagian dari komitmen itu.”
Sinergi Pendidikan dan Industri, Harapan Baru untuk Negeri
Kolaborasi STAI Al-Bahjah dan TMMS lewat Rimba Foundation menunjukkan bahwa sinergi antara dunia pendidikan dan dunia usaha bisa menciptakan perubahan nyata. Bukan hanya mencetak lulusan, tetapi mempersiapkan pemimpin masa depan yang seimbang antara ilmu dan akhlak.
Langkah TMMS menjadi bukti bahwa dunia industri pun bisa ambil bagian dalam membangun fondasi sosial yang kuat—berlandaskan pendidikan, nilai, dan keberlanja.