Susan, Lentera Kecil dari Cimahi yang Terangi Jalan Anak-Anak Terlantar

Susan
Ai Susanti (Susan) relawan Al - Hikmah Cimahi

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Di sebuah sudut Kota Cimahi, tumbuh sosok perempuan muda yang menjadi harapan bagi puluhan anak-anak jalanan. Ai Susanti biasa disapa Susan adalah gadis 23 tahun yang memilih jalan sunyi sebagai relawan kemanusiaan, sebuah panggilan hidup yang jarang dipilih anak seusianya.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Berawal dari sebuah keputusan sederhana di tahun 2020, Susan mulai menemani anak-anak belajar dan mengaji di lingkungannya.

Ia tak pernah menyangka, langkah kecil itu akan membawanya menjadi penggerak sosial yang kini menaungi lebih dari seratus anak melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Al-Hikmah Cimahi.

Susan memulai segalanya dengan tangannya sendiri. Ia menyambangi rumah warga satu per satu, menyapa ketua RT, RW, hingga mengurus legalitas LKS ke kelurahan, kecamatan, dan akhirnya ke Dinas Sosial Kota Cimahi. Semua dilakukan tanpa pendamping, tanpa sorotan kamera, hanya dengan tekad untuk memberi ruang aman bagi anak-anak yang kerap luput dari perhatian.

Kini, 143 anak pernah bergabung dalam kegiatan yang ia gagas. Sebanyak 45 di antaranya aktif mengikuti program pembinaan, dari kelas mengaji hingga pelatihan soft skill.

“Aku cuma ingin mereka tumbuh jadi pribadi yang lebih baik. Bukan cuma ngerti agama, tapi juga tahu potensi diri mereka,” ujar Susan pada Sabtu (31/05/25).

Perjalanan Susan tak berhenti pada pendidikan spiritual. Ia juga membuka akses beasiswa dan bantuan sosial bagi anak-anak binaannya. Beberapa kini menikmati beasiswa yatim dari Rumah Amal Salman, sementara lainnya mendapat bantuan dari Yayasan Peduli Anak Indonesia dan Kementerian Sosial.

Berkat dorongan Susan, anak-anak ini mulai menemukan jati dirinya. Ada yang meraih prestasi dalam lomba mewarnai, hafalan Al-Qur’an, hingga lomba bercerita.

Kisah perjuangan Susan telah menyentuh banyak hati. Tak jarang ia diundang oleh organisasi, kampus, atau donatur yang ingin berkolaborasi. Bahkan, kegiatan sosialnya sempat dihadiri oleh Penjabat Wali Kota Cimahi dan perwakilan Dinas Sosial Jawa Barat.

Namun hingga kini, Susan mengaku belum pernah mendapatkan dukungan personal dari pemerintah. Untuk membiayai kuliah dan kebutuhannya sendiri, ia bekerja sebagai MC freelance, Duta Marketing, dan berbagai pekerjaan lepas lainnya.

“Gak berharap juga, sih. Selama ini aku hidup dari hasil keringat sendiri,” tuturnya.

Kesibukan mengurus anak-anak membuat Susan sempat menomorduakan pendidikannya. Ia mengakui, sempat lupa akan pentingnya kuliah. Tapi dengan tekad yang sama, ia menabung dari hasil kerjanya dan kini berhasil melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda.

“Capek itu pasti. Tapi setiap lihat anak-anak mulai percaya diri dan berani tampil, rasa capek itu langsung hilang,” ucapnya.

Meskipun usianya masih muda, Susan telah mengantongi sejumlah pengakuan resmi. Ia tercatat sebagai Relawan Sosial Bersertifikat dari Kemensos RI periode 2022–2027, serta menjadi Cimahi Military Heritage Ambassador 2025 Batch 2. Ia juga bersertifikat sebagai pemandu wisata dari BNSP. Namun semua gelar itu bukan tujuan akhirnya.

“Aku gak pernah mengejar gelar. Tapi kalau itu bisa membantuku membuka lebih banyak pintu buat anak-anak, kenapa enggak?” katanya.

Susan sadar, menjadi relawan berarti harus siap siaga setiap waktu. Ia sering kali diminta bantuan kapan pun, bahkan di tengah malam. Tapi bagi Susan, inilah makna hidup—hadir untuk orang lain, tanpa pamrih.

“Ini bukan soal jadi pahlawan. Aku cuma enggak mau ada anak-anak yang merasakan sepi dan kesulitan kayak aku dulu,” ucapnya.

Di balik senyumnya yang hangat, tersimpan tekad baja seorang gadis muda yang memilih jalan berbeda menjadi cahaya bagi mereka yang nyaris padam harapannya. (Bzo)

 

 

 

Editor : A Gunara

# # # #

Berita Utama