Cimahi Berseri, Seribu Pohon Bambu Bakal Ditanam

Pohon Bambu
(kiri) Humas Unjani, (tengah) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, (kanan) Ketua LPPM Unjani, Titta Hartiyana Sutarna

CIMAHI, NyaringIndonesia.com –  Pemerintah Kota Cimahi memberikan apresiasi pada Universitas Achmad Yani (Unjani) atas kontribusinya dalam mendorong pelestarian lingkungan melalui bantuan 1.000 bibit pohon bambu yang bakal ditanam di kawasan bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Penyerahan bibit bambu ini merupakan inisiatif dari Korps Sukarela (KSR) Unit Unjani, dan diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya warga Kampung Cirendeu yang berada di sekitar lokasi penanaman.

Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menyampaikan bahwa bantuan tersebut mencerminkan kepedulian nyata Unjani terhadap pembangunan berkelanjutan di Kota Cimahi.

“Bantuan ini merupakan salah satu kontribusi Unjani dalam menjaga kelestarian alam di Kota Cimahi,” ujar Ngatiyana saat ditemui awak media di Auditorium Unjani, Rabu (17/09/25).

Bibit pohon bambu yang diserahkan terdiri dari berbagai jenis, di antaranya bambu gombong dan bambu tali. Seluruh bibit ini akan ditanam sebagai bagian dari upaya menciptakan kawasan konservasi bambu di Kampung Cirendeu.

Ngatiyana menjelaskan bahwa Kampung Cirendeu memiliki luas sekitar 84 hektare, yang wilayahnya terbagi di tiga daerah administratif, yakni Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

“Dari total luas 84 hektare tersebut, kita memiliki sekitar 11 hektar lahan yang akan dijadikan destinasi wisata sekaligus kawasan konservasi hutan bambu,” tambahnya.

Program konservasi ini juga menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana, khususnya mencegah terulangnya tragedi longsor sampah seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah pada tahun 2005. Saat itu, longsor menelan korban jiwa dan meninggalkan luka mendalam bagi warga Cimahi.

“Kami masih mengingat tragedi longsor tahun 2005 yang memakan banyak korban. Penanaman pohon bambu ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan bagi para korban, karena bambu memiliki akar kuat yang dapat menahan tanah dan mencegah longsor,” jelas Ngatiyana.

Ia berharap, program konservasi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi masyarakat saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

“Program konservasi ini bukan hanya untuk kita nikmati sekarang, tetapi juga untuk generasi yang akan datang agar mereka dapat menikmati keindahan alam yang kita rawat sejak hari ini,” pungkasnya. (Bzo)

Berita Utama