Literasi Digital Masyarakat Sangat Penting

Kepala Bidang Pemberdayaan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Dadang A. Sapardan
NGAMPRAH, NyaringIndonesia.com – Sejak menapaki era revolusi industri 4.0 pemanfaatan teknologi digital sangat mendominasi dalam kehidupan keseharian. Masyarakat banyak diberi kemudahan sekaligus tercukupkan dalam beraktivitas dengan perangkat teknologi digital digenggaman.

Keberadaan teknologi digital telah mampu memobilisasikan entitas pengetahuan secara cepat, murah, dan masiv. Lebih jauh lagi, perangkat ini telah melahirkan fenomena disrupsi pada sebagian besar pranata kehidupan masyarakat. Berbagai pola kehidupan yang selama puluhan tahun begitu mendominasi, dengan terpaksa harus tergantikan dengan pemanfaatan perangkat teknologi digital sebagai medianya.

Era revolusi industri 4.0 juga telah melahirkan lompatan besar teknologi dengan adanya symptom pemanfaatan teknologi digital secara masiv dan optimal pada berbagai ranah kehidupan masyarakat.

Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Dadang A. Sapardan, masivnya masyarakat dalam memanfaatkan perangkat teknologi digital melalui berbagai jaringan media sosial dapat mengarah pada dua sisi yang bersebrangan. Media sosial telah memberi kemudahan untuk dapat berhubungan dengan pihak lain dalam dunia maya.

Sejalan dengan kemudahan yang diperoleh, kata Dadang, ternyata pemanfaatan media sosial mengandung pula resiko masuknya anasir-anasir negatif. Konten negatif dapat dengan sangat mudah tersebar pada berbagai media sosialinstagram, whatapps, twitter, facebook, tiktok, dan media sosial lainnya.

BACA JUGA: Atasi Learning Loss, Kadisdik Cimahi Keluarkan SE

“Kenyataan telah memperlihatkan bahwa konten yang mewarnai ruang media sosial begitu heterogen. Para pengguna media sosial memiliki kebebasan untuk mengonsumsi berbagai konten yang tersaji pada media sosial. Tidak hanya konten positif yang dapat dikonsumsi pada ruang ini. Tidak sedikit pula konten negatif yang bisa ditemukan dengan mudah pada ruang media sosial. Berbagai konten negatif dengan nuansa berita bohong, ujaran kebencian, radikalisme, perjudian, penipuan, pornogafi, hoax, dan lainnya sangat banyak berseliweran di ruang media sosial,” tuturnya, kepada NyaringIndonesia.com Kamis (07/04/2022).

Bertaburannya konten negatif pada ruang media sosial sangat mengkhawatirkan banyak pihak, ia menilai hal tersebut bisa menjadi pemicu kerusakan tatanan ekosistem kehidupan.

” Keberadaan konten negatif yang mewarnai ruang media sosial hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran atas bahaya konten tersebut terhadap keajegan tatanan ekosistem kehidupan yang selama ini telah dibangun dengan susah payah. Masyarakat pengguna media sosial harus dipahamkan untuk mampu menyaring dan men-sharing konten yang benar-benar akuntabel dari sisi substansi dan penyajiannya,” ungkap Dadang.

Untuk itu, lanjut dia, adalah tugas dan tanggung jawab berbagai elemen yang memiliki kepedulian untuk secara gencar mengampayekan literasi digital sehingga masyarakat dapat menerapkan bermedia sosial dengan sehat. Menurutnya, kampaye perlu dilakukan oleh berbagai elemen yang peduli seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, kementerian/lembaga, serta berbagai pihak lainnya.

“Dengan melakukan kampanye secara terstruktur, sistematis, dan masiv, diharapkan akan dapat mengurangi side effect dari pemanfaatan media sosial sebagai sarana masyarakat dalam berkomunikasi. Lebih jauh lagi, mendorong kemampuan literasi digital di kalangan masyarakat,” tutupnya.

BACA JUGA: Disdik Cimahi Akan Gelar PTM Pekan Depan

Dadang mengingatkan hati-hati dengan jari literasi digital dimaknai sebagai pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkan secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi digital mengarah pada dua ranah. Kedua kedua tersebut yaitu kompetensi mengoperasionalkan perangkat digital (tecnological literacy) serta Kompetensi memroses informasi dari perangkat digital secara optimal (information literacy). Kedua ranah inilah yang harus menjadi perhatian berbagai pihak sehingga dapat melahirkan masyarakat yang literat digital.

Masyarakat perlu dibawa pada pemahaman bahwa literasi digital merupakan kompetensi penting yang dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif dalam era kehidupan bernuansa teknologi digital. Masyarakat harus dibawa pada kesadaran bahwa mereka memiliki tanggung jawab atas setiap pemanfaatan perangkat digital yang dilakukannya.

Dalam hal mendorong bertumbuh dan berkembangnya pemahaman literasi digital, menarik sekali ungkapan yang disampaikan El Hajj Malik El Shabazz, Education is the passport to the future, tomorrow belongs to those who prepare for it today. Ungkapan tersebut lebih mengena pada fenomena keberlangsungan pendidikan. Namun, ungkapan tersebut dapat diperluas dalam konteks pendidikan secara umum, di antaranya pendidikan terhadap masyarakat. Pemberian pemahaman terhadap masyarakat merupakan langkah strategis dalam menyiapkan mereka agar bisa survive dalam kehidupan masa kini dan masa depan.

 

Berita Utama

Scroll to Top