Lombok, NyaringIndonesia.com – MotoGP Mandalika 2025 kembali menjadikan Indonesia sorotan dunia. Bukan sekadar ajang balapan, gelaran di Sirkuit Mandalika kali ini menjelma menjadi festival raksasa yang memadukan olahraga, budaya, dan pariwisata dalam satu panggung euforia di Pulau Lombok.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ribuan penonton tumpah ruah di jalan-jalan Mataram hingga kawasan Mandalika. Sorak-sorai fans menggema, sementara para rider dunia larut dalam suasana hangat khas Indonesia. Dari Valentino Rossi hingga pembalap muda Asia, semuanya menikmati atmosfer yang sulit ditemukan di negara lain.
Legenda MotoGP, Valentino Rossi, turut hadir di Mandalika. Ia mengaku bangga sekaligus menyesal karena tak sempat menjajal sirkuit ini semasa aktif balapan. “Sirkuit ini luar biasa indah. Saya senang akhirnya bisa merasakannya, meski hanya sebagai penonton,” ujarnya.

Namun sorotan tak hanya tertuju pada Rossi. Nama Vega Ega Pratama, remaja 16 tahun asal Indonesia, mencuri perhatian dunia. Ia disebut-sebut sebagai calon besar pembalap Asia pertama yang berpotensi menembus kelas utama MotoGP. Kehadirannya di parade rider bersama pembalap dunia membuat publik tanah air haru dan bangga.
Suasana makin pecah saat rombongan pembalap tiba di teras Udayana, di mana musik tradisional “Tabola Balik” mengalun. Para rider mencoba menari mengikuti irama mulai dari Pedro Acosta, Tony Arbolino, hingga Augusto Fernandez yang justru jadi bintang dadakan setelah videonya menari viral di Instagram. Senyumnya lepas, gerakannya penuh ekspresi, membuat penonton Barat terpukau melihat keakraban itu.
Tak hanya di lintasan, kehangatan Lombok juga terasa dalam keseharian para rider. Beberapa di antaranya menikmati lari pagi di pesisir Mandalika, bermain speedboat, hingga **berenang di pantai meski hujan turun. Ada pula yang memilih bersantai di kafe kecil, menikmati suasana tenang Lombok yang memesona.
Keseruan juga datang dari para pembalap muda. Mereka berpetualang ke Gili Air dan Pantai Selong Belanak, berbaur dengan warga lokal. Tony Arbolino tampak akrab bermain dengan anak-anak, sementara pembalap Inggris di kelas Moto3 viral setelah kaget melihat bensin eceran dijual di botol bekas di warung pinggir jalan.
Sederet momen ini memperlihatkan satu hal MotoGP Mandalika bukan hanya ajang kecepatan, tapi juga pertemuan budaya. Para pembalap dunia tak segan turun ke jalan, berjoget bersama masyarakat, dan menikmati keramahan Indonesia yang tulus.
Lombok bukan lagi sekadar tuan rumah balapan. Ia kini menjadi rumah kedua bagi para rider dunia tempat di mana kecepatan bertemu kehangatan, dan budaya berpadu dengan adrenalin.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News