Cegah Kekerasan, DP3AP2KB CimahiĀ  Dorong Peran Keluarga Lebih Aktif

Kekerasan
Ilustrasi kekerasan pada perempuan dan anak

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi, Fitriani Manan, menegaskan bahwa pengawasan berbasis digital saja belum cukup untuk mencegah potensi kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ia menekankan, peran aktif keluarga, terutama orang tua, memegang peranan krusial dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

“Yang paling utama dalam membimbing dan melindungi anak adalah orang tua, terutama dari dalam rumah,ā€ ujar Fitriani Manan saat dikonfirmasi. Senin (06/10/25).

Fitriani menyoroti bahwa peran ayah kerap kali terabaikan, karena seluruh beban pengasuhan sering kali dibebankan hanya kepada ibu, yang pada kenyataannya juga memiliki kesibukan lain baik di ranah pekerjaan maupun urusan domestik.

ā€œAkibat kurangnya perhatian dan komunikasi di rumah, anak-anak kemudian mencari jawaban atau pelarian di internet, dan justru terpapar konten-konten berbahaya,ā€ tambahnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Januari hingga September 2024, terdapat 56 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Cimahi. Kebanyakan kasus tersebut merupakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang-orang dari lingkungan terdekat korban.

ā€œKalau boleh saya katakan, saat ini Indonesia sedang berada dalam situasi darurat kekerasan seksual. Kasusnya terus meningkat, dan pelakunya bukan orang asing, melainkan orang-orang yang dikenal korban, seperti anggota keluarga, paman, kakek, guru, penjaga sekolah, bahkan pemilik warung di sekitar tempat tinggal anak,ā€ ungkapnya

Selain itu, Fitriani juga menyoroti fenomena baru yang turut mengancam remaja, terutama perempuan, yakni praktik love scammingĀ atau penipuan dengan modus percintaan melalui media sosial dan aplikasi pencari pasangan seperti Omi.

ā€œ Banyak remaja putri, terutama yang sudah kecanduan media sosial, menjadi sasaran empuk Love Scamming. Memang tidak mudah mengawasinya, tapi kami sudah bekerja sama dengan Diskominfo untuk membatasi akses ke situs-situs pornografi dan aplikasi yang berisiko.” pungkasnya. (Bzo)

Berita Utama