Jakarta, NyaringIndonesia.com – Center of Economic and Law Studies (Celios) mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul temuan indikasi fraud dan laporan fiktif dalam pelaksanaannya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menilai moratorium total terhadap program MBG sebagai langkah rasional dan mendesak. Ia menekankan bahwa dugaan korupsi dalam program ini merupakan persoalan serius yang perlu ditindaklanjuti secara menyeluruh.
“Program MBG sudah layak untuk dimoratorium total,” ujar Huda, dilansir dari Bisnis, Kamis (9/10/2025).
Menurut Huda, potensi kebocoran anggaran dalam program MBG sangat besar karena panjangnya rantai distribusi serta lemahnya sistem pengawasan. Situasi ini diperburuk oleh ketiadaan payung hukum yang memadai.
Huda menilai, pemerintah seharusnya menghentikan pelaksanaan program hingga terdapat regulasi yang jelas dan sistem pengawasan yang kuat. Bila program tetap dijalankan di tengah temuan fraud, ia memperingatkan bahwa risiko kebocoran akan semakin besar.
“Kalau tidak [dimoratorium], semakin banyak kebocoran yang terjadi, di saat tidak ada hukum yang mengikat kuat yang menyebabkan pengawasannya lemah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Huda menyebut akar persoalan MBG terletak pada belum adanya regulasi teknis yang mengatur pelaksanaan program, termasuk pembagian tanggung jawab dan mekanisme pengawasan.
Ia mencontohkan, meskipun telah dibentuk Badan Gizi Nasional (BGN), belum ada peraturan resmi yang mengatur teknis operasional program MBG secara rinci.
“Siapa yang bertanggung jawab, siapa yang mengawasi, belum ada aturan bakunya,” tambah Huda.
Berdasarkan Peraturan Presiden tentang BGN, lembaga ini hanya bertugas memastikan pemenuhan gizi nasional. Dengan demikian, lanjut Huda, bila terjadi penyimpangan seperti korupsi atau keracunan massal, maka tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan Kepala BGN.
“Tentu ketika gizi nasional tidak terpenuhi dengan baik, misal ada fraud dan keracunan, yang paling bertanggung jawab adalah BGN. Kepala BGN harus orang yang bertanggung jawab,” ucapnya.
Sebelumnya, BGN mengungkap sejumlah dugaan penyimpangan dalam implementasi program MBG. Modus yang ditemukan antara lain laporan keuangan fiktif dan pengadaan bahan pangan berkualitas rendah oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), mitra pelaksana program.
Deputi Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menyatakan bahwa pihaknya menemukan sejumlah laporan keuangan yang tidak wajar serta pelanggaran terhadap standar operasional prosedur (SOP) dan petunjuk teknis (juknis) program.
“Masalah itu tidak hanya tidak mengikuti SOP, juga tidak memberikan laporan keuangan yang benar,” ungkap Tigor dalam acara “Membangun Ekosistem Pangan dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis” di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
BGN mendapati bahwa beberapa SPPI tergoda oleh pihak ketiga seperti yayasan atau vendor untuk membeli bahan pangan berkualitas rendah demi meraih keuntungan pribadi. Padahal, BGN telah menetapkan sistem virtual account guna membatasi akses terhadap anggaran.
Setiap dapur program, melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), hanya diberi satu rekening dengan dua penanggung jawab resmi untuk mengelola dana hingga Rp10 miliar. Namun, sistem ini belum sepenuhnya mencegah penyimpangan.
“Anak-anak muda kita, umur-umur 26–27 tahun, sudah mengelola uang sampai Rp10 miliar. Tapi godaannya banyak,” ujar Tigor.
Ia menambahkan, beberapa SPPI tergiur tawaran keuntungan hingga Rp20 juta per bulan dengan mengorbankan kualitas bahan pangan yang diberikan kepada penerima manfaat. Meski begitu, BGN memastikan telah memecat pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran.
“Ada yang sudah kita pecat juga. Kasihan memang, tapi anak-anak muda harus paham bahwa integritas harus dijaga sejak awal,” pungkasnya.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News