Jakarta, NyaringIndonesia.com – Pi Network (PI) mencuat sebagai salah satu proyek kripto paling kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Dengan sistem mobile mining yang ramah pengguna dan komunitas global yang telah menembus 55 juta pengguna terverifikasi, proyek ini kini memasuki tahap krusial menuju peluncuran mainnet terbuka.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Namun, absennya listing resmi di bursa-bursa besar serta harga yang masih bergantung pada pasar tidak resmi memunculkan pertanyaan mendasar di kalangan investor: seberapa besar sebenarnya potensi harga Pi Network ke depan?
Berikut lima skenario masa depan harga PI, mulai dari proyeksi paling optimistis hingga kemungkinan terburuk, berdasarkan tren pasar, kekuatan komunitas, dan arah pengembangan proyek.
Dalam proyeksi paling ambisius, Pi Network berhasil meluncurkan mainnet secara terbuka dan terdaftar di platform pertukaran besar seperti Binance, Coinbase, hingga Pintu. Dukungan komunitas yang masif menjadi fondasi kokoh bagi percepatan adopsi.
Jika utilitas token diperluas mulai dari transaksi, e-commerce, hingga pembayaran lintas negara—harga Pi berpotensi meroket, meniru lonjakan awal token seperti BNB dan Solana.
Namun, skenario ini sangat bergantung pada dua faktor utama: transparansi pengembang dan kesiapan infrastruktur blockchain untuk benar-benar menjalankan prinsip desentralisasi.
Skenario ini memproyeksikan Pi akan diperdagangkan stabil di kisaran US$10–US$50 usai peluncuran mainnet. Angka tersebut mempertimbangkan ukuran komunitas, jumlah pasokan yang beredar, serta adopsi awal dari mitra dagang yang mulai menerima Pi sebagai alat tukar.
Program Pi Commerce dan uji coba perdagangan peer-to-peer di sejumlah wilayah Asia dan Afrika menunjukkan arah pengembangan positif. Apabila ekosistem tumbuh secara organik tanpa dominasi spekulan, harga dalam kisaran ini cukup realistis untuk dicapai pada 2026–2027.
Dalam skenario moderat, Pi Network telah beroperasi namun belum mencapai adopsi massal. Token digunakan terbatas pada aplikasi internal, sementara tekanan jual dari pengguna awal tetap tinggi.
Kapitalisasi pasar yang kecil serta minimnya utilitas di luar komunitas inti dapat menahan laju harga di kisaran US$1–US$5. Meski demikian, bagi investor jangka panjang, level ini mencerminkan nilai fundamental awal yang masih menyimpan potensi pertumbuhan.
Jika peluncuran mainnet kembali tertunda, verifikasi KYC tersendat, atau hambatan regulasi memburuk, Pi bisa kehilangan momentum. Kepercayaan komunitas akan goyah, sementara pasar sekunder dibanjiri token dari hasil mining tanpa utilitas yang jelas.
Situasi ini dapat menekan harga ke kisaran US$0,10–US$0,50 seperti yang dialami banyak proyek airdrop dan token komunitas lain yang gagal mencapai tahap adopsi nyata. Meski demikian, peluang pemulihan tetap terbuka apabila pengembang mampu memperkenalkan fitur baru dan meningkatkan akuntabilitas publik.
Kemungkinan paling ekstrem adalah kegagalan total proyek dalam membuka mainnet atau membangun sistem validasi token yang aman. Jika ini terjadi, Pi berisiko menjadi ghost coin aset digital yang kehilangan likuiditas, tak bisa diperdagangkan, dan hanya memiliki nilai emosional bagi sebagian pengguna awal.
Walau kemungkinannya kecil, risiko ini tetap relevan mengingat status Pi saat ini masih dalam fase enclosed mainnet. Tanpa langkah konkret untuk membuka jaringan secara penuh dan menjalankan prinsip desentralisasi, kredibilitas proyek bisa tergerus permanen.
Pi Network membawa janji besar komunitasnya luas, teknologinya inklusif, dan visinya ambisius. Namun, semua potensi itu hanya bisa diwujudkan jika pengembang mampu menjalankan roadmap secara transparan dan menghadirkan mainnet terbuka dalam waktu dekat.
Keberhasilan Pi bisa menempatkannya sebagai salah satu kisah sukses kripto dekade ini. Sebaliknya, kegagalan dapat menjadikannya contoh nyata bahwa popularitas komunitas tidak cukup tanpa dukungan utilitas nyata dan tata kelola yang jelas.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News