Ponorogo, NyaringIndonesia.com — Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo, dr Yunus Mahatma, ikut terseret dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Yunus menjadi satu dari 13 orang yang diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menariknya, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024 yang diakses melalui laman resmi elhkpn.kpk.go.id, Yunus tercatat memiliki kekayaan yang bahkan melampaui Bupati Sugiri maupun Sekretaris Daerah Ponorogo, Agus Pramono.
Total kekayaan Yunus mencapai Rp14,54 miliar, setelah dikurangi utang senilai Rp800 juta. Sementara Sugiri melaporkan kekayaan sebesar Rp6,3 miliar dan Agus Pramono Rp8,8 miliar.
Rincian harta Yunus terdiri atas tanah dan bangunan senilai Rp9,25 miliar, alat transportasi dan mesin Rp1,11 miliar, harta bergerak lainnya Rp25 juta, kas dan setara kas Rp4,7 miliar, serta harta lainnya Rp250 juta. Aset tanah dan bangunan miliknya tersebar di berbagai daerah, termasuk Kota Madiun, Surabaya, dan Karanganyar.
Beberapa di antaranya yakni tanah seluas 4.600 meter persegi di Kota Madiun senilai Rp2,5 miliar dan rumah di Surabaya senilai Rp2,75 miliar. Yunus juga tercatat memiliki dua mobil pribadi, yakni Honda HR-V 2021 senilai Rp240 juta dan BMW 320 tahun 2023 senilai Rp875 juta. Seluruh kekayaan itu dilaporkan berasal dari hasil sendiri.
“Seluruh kekayaan yang saya laporkan adalah hasil jerih payah selama bekerja di dunia kedokteran dan pelayanan publik,” ujar Yunus Mahatma dalam wawancara beberapa bulan lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Yunus sempat mengungkap asal-usul namanya.
“Ayah saya guru sejarah. Nama ‘Mahatma’ itu mungkin terinspirasi dari Mahatma Gandhi,” katanya.
Perjalanan Karier Panjang di Dunia Kesehatan
Yunus lahir di Kabupaten Blitar dan menempuh pendidikan dasar hingga SMP di sana, sebelum melanjutkan SMA di Tulungagung. Ia kemudian menamatkan kuliah kedokteran di Universitas Brawijaya Malang, lalu memulai karier sebagai PNS di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku pada 1991.
Kariernya sempat menanjak hingga menjabat sebagai Kepala Seksi P2ML dan Kasie Sarana Prasarana Rumah Sakit dan Puskesmas. Namun, akibat konflik sosial di Maluku pada 1999, Yunus memilih pindah ke Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Setelah menempuh pendidikan spesialis penyakit dalam di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, ia sempat mengabdi di Aceh sebelum kembali ke Magetan pada 2006. Yunus dipercaya menjabat sebagai Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan sejak 2013 hingga 2019, lalu pensiun dini dan lolos asesmen sebagai Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo pada 2021.
KPK Dalami Dugaan Suap Jabatan dan Proyek Rumah Sakit
Seperti diketahui, KPK melakukan OTT terhadap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pada Jumat (7/11/2025). Dalam operasi tersebut, penyidik turut mengamankan sejumlah pejabat, termasuk dr Yunus Mahatma.
Foto yang beredar memperlihatkan Yunus hadir di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Sabtu (8/11/2025), bersama Sugiri Sancoko dan Sekda Ponorogo Agus Pramono. Mereka diduga kuat terlibat dalam transaksi suap jabatan dan proyek di RSUD dr Harjono Ponorogo.
“Kasus ini tidak hanya menyangkut suap jabatan, tetapi juga dugaan gratifikasi terkait proyek rumah sakit,” ungkap Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, dalam konferensi pers, Minggu (9/11/2025).
KPK hingga kini masih melakukan pendalaman terhadap bukti dan keterangan para saksi untuk mengungkap aliran dana dalam kasus yang menyeret sejumlah pejabat penting di Ponorogo tersebut.