AI Ubah Wajah Digital Marketing: Dari Otomatisasi Menuju Personalisasi Hyper-Relevan

Foto ilustrasi kecerdasan buatan AI (forbes)

Cimahi, NyaringIndonesia.com — Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi penggerak utama transformasi dalam dunia pemasaran digital. Dari sekadar alat untuk mempercepat proses otomatisasi, AI kini berkembang menjadi mesin personalisasi canggih yang mampu memberikan pengalaman unik dan relevan bagi setiap konsumen.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Seiring meningkatnya ekspektasi pelanggan terhadap pengalaman digital yang dipersonalisasi, pelaku industri mulai mengadopsi teknologi AI untuk menghadirkan komunikasi yang lebih tepat sasaran dan efisien.

“Konsumen kini menuntut interaksi yang relevan dan personal. AI menjadi kunci untuk mewujudkan pendekatan pemasaran yang lebih manusiawi di era digital,” ujar Serkan Şafak, kontributor Forbes.

Platform seperti Salesforce, HubSpot, dan Mailchimp telah mengintegrasikan AI untuk mengotomatisasi berbagai proses pemasaran, mulai dari pengiriman email, segmentasi pelanggan, hingga pengelolaan prospek. Teknologi chatbot berbasis AI juga semakin canggih, mampu menjawab pertanyaan pelanggan secara real-time dengan kualitas respons yang terus meningkat.

Di sisi lain, perusahaan seperti Adobe telah meluncurkan lebih dari 10 agen AI (AI agents) untuk mendukung berbagai tugas pemasaran, seperti pembuatan konten multibahasa dan pengelolaan kampanye lintas kanal. Adobe bahkan telah bermitra dengan merek-merek global seperti Coca-Cola dan Marriott dalam mengimplementasikan teknologi ini.

Sementara itu, Publicis Groupe, salah satu raksasa periklanan dunia, menggelontorkan investasi lebih dari €600 juta untuk mengakuisisi startup AI seperti Persado dan Superscale.AI, guna memperkuat kemampuan otomatisasi dalam periklanan digital.

Transformasi yang paling mencolok adalah kemampuan AI dalam menciptakan personalisasi skala besar atau hyper-personalization. Dengan menganalisis data perilaku pelanggan secara real-time, AI mampu menghasilkan konten, rekomendasi produk, dan tawaran promosi yang dirancang khusus untuk setiap individu.

Platform seperti Omneky menggunakan teknologi generatif AI untuk membuat iklan visual dan teks yang disesuaikan dengan segmen pasar tertentu. Di sektor ritel, LVMH mengembangkan sistem AI internal bernama MaIA, yang digunakan untuk memprediksi permintaan, merancang produk, menentukan harga, hingga mempersonalisasi pengalaman pelanggan di lebih dari 40.000 titik layanan mereka.

Perubahan ini membawa dampak signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa 73% konsumen lebih tertarik membeli dari merek yang memberikan pengalaman personal. AI telah menjadi alat strategis, tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperdalam keterlibatan pelanggan dan mendorong loyalitas jangka panjang.

Ke depan, personalisasi berbasis AI diprediksi akan menjadi standar dalam industri pemasaran digital, menggantikan pendekatan tradisional yang seragam dan tidak adaptif terhadap perubahan perilaku konsumen.

AI telah melampaui perannya sebagai alat otomatisasi, dan kini menjadi motor utama dalam menciptakan pemasaran yang relevan, adaptif, dan prediktif. Dengan kemampuan analisis real-time dan konten generatif, AI memungkinkan merek untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggan dengan kecepatan dan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Disusun dari berbagai sumber internasional: Forbes, Business Insider, TechRadar, The Australian, Wall Street Journal.

Berita Utama