Aksi itu rela ia lakukan, untuk memicu para kaula muda Sunda khususnya agar tidak melupakan budayanya sendiri.
Karena menurutnya, pada era teknologi saat ini generasi Z sudah banyak disibukan hingga banyak yang terbuai dengan berbagai fasiltas flatform aplikasi yang ditawarkan.
“Saya merasa terpanggil, makanya saya coba dengan melakukan aksi ini. Mudah-mudahan bisa mengingatkan sekaligus memicu para kaula muda untuk mau belajar tentang budayanya. Alhamdulilah banyak dari mereka yang mulai tertarik ingin mengetahui lebih jauh,” tutur Wa Opet, di Padepokan Usik Buhun di Gang Abadi Utama, Kecamatan Tarogong, Bojong Loa, Kota Bandung. Rabu (23/08/2023)
Wa Opet mengaku, saat aksinya diseret motor banyak yang terkesima bahkan tidak sedikit yang merasa khawatir atas keselamatan dirinya.
Namun ia mengaku, aksinya yang dilakukannya itu tidak berdampak apapun terhadap dirinya. Karena aksinya ini sebelumnya pernah ia lakukan. Jadi kata dia, sudah pengalaman saat melaukan aksi serupa.
Namun Wa Opet mengingatkan, jangan meniru aksinya ini tanpa berlatih dan mempersiapkan diri sebelum diseret dengan diikat dalam karung.
Ia berharap, aksinya ini membuka mata hati baik para muda maupun masyarakat Sunda umumnya untuk bersama-sama melestarikan budaya Sunda yang begitu banyak ragamnya. (Gils)
