CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Sebanyak 150 pohon berbagai jenis ditanam di Kampung Lebak Saat, Kelurahan Cipageran, sebagai kontribusi Laskar Merah Putih (LMP) Kota Cimahi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Adapun jenis pohon yang ditanam meliputi cendana, sawo belanda, mahoni, tabebuya, dan kanesta.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi LMP dengan DLH Kota Cimahi sebagai langkah konkret seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kelestarian alam yang belakangan ini menjadi sorotan.
Ketua LMP Kota Cimahi, Diecky Surachma, menyampaikan bahwa penanaman pohon merupakan bukti nyata kepedulian jajarannya terhadap lingkungan. Ia menambahkan, penanaman pohon juga merupakan investasi lingkungan yang tak ternilai, meskipun dampaknya baru akan dirasakan sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang.
“Langkah ini bukan hanya bukti kepedulian kami terhadap lingkungan, tetapi juga investasi bagi anak cucu kita di masa depan,” ujar Diecky saat kegiatan penanaman di Kelurahan Cipageran, Cimahi Utara, Minggu (07/12/25).
Diecky menegaskan bahwa bencana yang terjadi belakangan ini bukanlah akibat dari satu atau dua tahun terakhir, melainkan akumulasi peristiwa yang berlangsung selama bertahun-tahun.
“Karena itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk benar-benar menjaga alam yang kita miliki sebaik-baiknya,” ucapnya.
Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang. Menurutnya, penanaman pohon merupakan langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar di kemudian hari.
“Kami berharap tak ada lagi peristiwa seperti yang terjadi di Sumatra. Peristiwa mengejutkan yang meninggalkan luka mendalam bagi siapa pun yang mengalaminya,” tuturnya.
Terkait stigma negatif sebagian masyarakat terhadap organisasi kemasyarakatan, Diecky menilai hal tersebut sangat bergantung pada kontribusi organisasi kepada masyarakat. Jika sebuah organisasi konsisten melakukan kebaikan, lambat laun stigma itu akan hilang.
“Kami tidak mengkhawatirkan stigma tersebut. Justru itu menjadi pemicu bagi kami untuk terus memperbaiki internal organisasi agar semakin baik,” katanya.
Ia menegaskan, setiap organisasi memiliki aturan baku yang melarang anggotanya berbuat tidak baik. Namun pada akhirnya, kata Diecky, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing anggota.
“Setiap organisasi memiliki aturan yang harus dipatuhi. Bila dilanggar tentu ada sanksi yang harus dijalani,” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa sebuah organisasi harus menampilkan sisi positif melalui aksi nyata serta memberikan masukan terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat.
“Itulah yang kami lakukan. Meski terkadang berkolaborasi, kami tetap menjaga peran sebagai kontrol atas kebijakan yang tak berpihak pada masyarakat. ” pungkasnya. (Bzo)