CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi bertanggung jawab dalam menentukan strategi penanggulangan bencana di wilayahnya. Salah satu langkah strategisnya adalah menetapkan peta kerawanan Kota Cimahi, yang mencakup identifikasi jenis kerawanan dan potensi bencana yang ada.
Peta ini menjadi dasar utama untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dalam mitigasi serta respons bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan, menyampaikan bahwa sesuai amanat undang-undang, setiap dua tahun sekali BPBD wajib merevisi peta kerawanan.
Ancaman bencana yang sebelumnya hanya mencakup lima jenis, seperti banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, dan kekeringan, kini bertambah menjadi sepuluh. Penambahan ini meliputi kerawanan kegagalan teknologi, kebakaran kawasan, debu vulkanik, dan ancaman lainnya.
“Kami sedang menyusun Rencana Kontinjensi (Renkon) sebagai panduan untuk menghadapi potensi bencana, baik sebelum maupun saat bencana terjadi. Misalnya, bila terjadi gempa bumi atau debu vulkanik akibat letusan gunung, kami sudah memiliki SOP yang jelas,” ujar Andy saat acara Kajian Risiko Bencana (KRB) di Aula Gedung B, Senin (18/11/2024).
BPBD Kota Cimahi juga telah membentuk TRCPB, tim lintas sektor yang beranggotakan berbagai instansi pemerintah seperti DPKP, PU, kesehatan, pendikdikkan, serta DLH. Selain itu, tim ini juga melibatkan lembaga di luar pemerintah, termasuk PLN, Telkom, dan provider telekomunikasi swasta.
“Jika situasi darurat terjadi, seperti terputusnya jaringan seluler, provider yang tergabung dalam TRCPB harus segera menangani dan mengantisipasi kondisi agar kembali normal,” tegas Andy.
Menjelang Pilkada, BPBD Kota Cimahi telah berkoordinasi dengan KPU untuk menginventarisasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang rawan bencana, khususnya banjir. Dari hasil identifikasi, terdapat 18 TPS rawan banjir yang tersebar di Kota Cimahi.
“Kami telah menyampaikan data ini kepada KPU dan memberikan rekomendasi, seperti memindahkan TPS ke lokasi yang lebih aman serta menyiapkan titik evakuasi. Kami juga telah melatih petugas di bawah KPU terkait mitigasi bencana,” ungkap Andy.
Andy berharap upaya mitigasi yang semakin menyeluruh ini dapat menciptakan rasa aman bagi masyarakat. “Kerentanan adalah kapasitas yang berbanding dengan ancaman. Semakin kuat mitigasi, maka semakin aman masyarakat,” tutupnya. (Bzo)