Jawa Barat, NyaringIndonesia.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. M. Hasbullah Rahmat, S.Pd., M.Hum., menanggapi jawaban Gubernur atas pandangan fraksi-fraksi dalam pembahasan KUA-PPAS APBD Tahun Anggaran 2026. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif agar pengelolaan anggaran berjalan efektif dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Jawaban Gubernur yang disampaikan Sekda akan kita cermati kembali dalam pembahasan APBD pekan depan. Ini momentum penting untuk memastikan sinergi kelembagaan berjalan optimal,” ujar Hasbullah.
Ia menyebut tahun 2026 diperkirakan menjadi periode penuh tantangan, terutama bagi para ASN. Beberapa pos anggaran seperti perjalanan dinas luar provinsi telah ditiadakan, sementara tunjangan perumahan mengalami penurunan sebagai langkah efisiensi. Meski begitu, ia menekankan bahwa agenda pembangunan tidak boleh terhambat.
“Kita membutuhkan sinergi antara RPJMD Jawa Barat dan RPJMN, terutama terkait pelaksanaan proyek strategis nasional,” tegasnya.
Salah satu yang menjadi sorotannya adalah pengembangan Bandara Internasional Kertajati yang hingga kini masih mencatat kerugian. Hasbullah mendorong agar Kertajati difungsikan sebagai pusat maintenance pesawat komersial maupun pesawat tempur TNI AU, sekaligus menjadi bandara kargo terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban dan kawasan industri Segitiga Rebana.
“Jika konektivitas jalan tol dan rel kereta dari Bandung menuju kawasan industri dan pelabuhan dibangun, pusat-pusat industri baru akan tumbuh di luar Jabodetabek,” jelasnya.
Ia juga menilai biaya logistik ekspor dari kawasan Rebana ke Pelabuhan Patimban lebih efisien dibandingkan rute dari Karawang menuju Tanjung Priok. Efisiensi tersebut diyakini mampu mendorong relokasi industri dan memicu masuknya investasi baru.
Hasbullah turut menyoroti sejumlah trase jalan tol proyek strategis nasional di Jawa Barat yang masih terkendala pembebasan lahan. Ia meminta percepatan agar wilayah yang dilalui dapat tumbuh secara ekonomi sekaligus membuka lapangan pekerjaan.
“Dengan jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa, Jawa Barat harus memaksimalkan proyek APBD, APBN, PSN, hingga investasi swasta untuk menyerap angkatan kerja,” ujarnya.
Terkait disparitas pembangunan antara wilayah utara dan selatan Jawa Barat, ia mendorong peningkatan investasi belanja modal termasuk pembangunan jalur ganda kereta api serta konektivitas tol dari Bogor–Sukabumi hingga Pelabuhan Ratu.
“Jika Pelabuhan Ratu terhubung infrastruktur memadai, kawasan itu berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan seperti Pangandaran,” tambahnya.
Hasbullah menutup pernyataannya dengan harapan agar seluruh proyek strategis nasional di Jawa Barat dapat segera direalisasikan. Menurutnya, keberlanjutan proyek-proyek tersebut membawa efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan kawasan industri baru.
“Percepatan itu penting, karena proyek strategis bukan hanya soal infrastruktur, melainkan masa depan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat Jawa Barat,” pungkasnya.