CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi tengah menyusun Rencana Kontingensi Banjir Bandang sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Rencana ini bertujuan untuk memperjelas peran dan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan saat memasuki masa tanggap darurat, sehingga setiap pihak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana banjir bandang terjadi.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Cimahi, Deni Supriyatna, menjelaskan bahwa banjir bandang merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi waktunya, namun sangat mungkin terjadi, terutama jika terjadi kerusakan di kawasan hulu seperti Situ Lembang.
“Jika Situ Lembang jebol akibat longsoran tanah, maka air akan mengalir deras melalui aliran sungai, salah satunya Sungai Cimahi yang posisinya berada di bawah lereng perbukitan. Jika sungai tersumbat dan terbentuk bendungan alami, lalu tidak mampu menahan debit air, maka potensi jebol sangat besar, dan di situlah banjir bandang bisa terjadi,” terang Deni.
Rencana kontingensi ini berbeda dengan rencana mitigasi atau kesiapsiagaan biasa. Rencana ini secara khusus disusun untuk menghadapi kondisi saat bencana benar-benar terjadi.
Karenanya, BPBD Cimahi melibatkan berbagai unsur mulai dari perangkat daerah, relawan kebencanaan, organisasi masyarakat, TNI-Polri, PLN, hingga tokoh masyarakat dalam penyusunannya.
BPBD juga melakukan survei lapangan untuk menggali informasi langsung dari warga yang tinggal di kawasan rawan, sekaligus menyosialisasikan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi banjir bandang.
“Kami berharap masyarakat tetap waspada karena kita tidak bisa memastikan kapan bencana ini akan terjadi. Tapi dengan rencana kontingensi ini, kita semua bisa lebih siap,” tambah Deni.
Sebagai bagian dari sistem tanggap darurat, warga juga diimbau untuk segera menghubungi nomor darurat 112, yang telah terintegrasi dengan layanan penanggulangan bencana Pemkot Cimahi, jika terjadi kejadian darurat.
” Kami berharap semua unsur masyarakat dan pemerintah daerah memiliki kesiapan yang sama dalam menghadapi kemungkinan terburuk, demi meminimalkan risiko dan dampak banjir bandang.” pungkasnya. (Bzo)