Atasi Tantangan Tuberkulosis di Indonesia: Langkah Menuju Eliminasi TBC 2030

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Dalam laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disebutkan bahwa Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan global, khususnya di Indonesia.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Data menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dalam jumlah kasus TBC, dengan perkiraan lebih dari 1 juta kasus dan sekitar 134.000 kematian akibat TBC setiap tahunnya.

“Dalam laporan tersebut, diperkirakan Indonesia memiliki sekitar 1.060.000 kasus TBC dan sekitar 134.000 kematian akibat TBC setiap tahun,” ungkap Dicky.

Seorang ahli kesehatan, menyatakan kekhawatirannya atas lonjakan kasus TBC di Kota Cimahi pada tahun 2023, yang meningkat sekitar 102% menjadi 4.682 kasus. Hal ini menjadi hambatan dalam mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.

Dia menegaskan bahwa TBC tidak hanya memengaruhi sektor kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kerja sama lintas sektor dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, seperti melalui Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT), menjadi sangat penting.

“Melalui Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT), kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah TBC dan mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah, organisasi profesi, hingga masyarakat umum, untuk berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan TBC di Indonesia,” tegas Dicky.

Dicky juga mengapresiasi semua pihak yang telah membantu pemerintah kota dalam upaya penanggulangan TBC di Kota Cimahi.

Dia menekankan bahwa dengan kolaborasi dan partisipasi semua pihak, peningkatan kesehatan masyarakat, terutama di Kota Cimahi, dapat tercapai demi mendukung target eliminasi TBC pada tahun 2030.

Berita Utama