JAKARTA, Nyaringindonesia.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan dapat bersaing dan masuk ke dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia pada tahun 2025.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, dalam acara Peluncuran Investasi Serba Syariah pada Selasa (9/1/2023).
Hery Gunardi menjelaskan bahwa peringkat tersebut akan didasarkan pada kapitalisasi pasar (market cap), yang dapat dihitung dengan mengkalikan harga saham dengan jumlah saham.
Saat ini, BSI berada pada posisi ke-12 dan berharap dapat naik lebih tinggi dengan kenaikan harga saham.
“Insyaallah doakan saja, kami sekarang posisi 12, sudah di depan pintu, tergantung harga sahamnya naik atau tidak,” kata dia dalam acara Peluncuran Investasi Serba Syariah, Selasa (9/1/2023).
Dalam upayanya mencapai target tersebut, BSI juga berkomitmen untuk menjaga tren pertumbuhan pembiayaan pada level 16 sampai 18 persen pada tahun 2024.
Hery melihat peluang pertumbuhan terutama dari sektor konsumer, seperti pembiayaan griya atau kredit pemilikan rumah (KPR), dan bisnis mitraguna sebagai turunan bisnis payroll.
“Mungkin ada 1 juta lebih payroll dari ASN dan juga karyawan BUMN, pemerintah lainnya, dan perusahaan ada di BSI. Ini di-cross sale, mereka butuh pinjaman mitraguna namanya, ini juga akan tumbuh double digit,” terang dia.
Pihak BSI optimistis terhadap pembiayaan mikro, termasuk KUR syariah, yang diprediksi akan tumbuh tinggi pada tahun 2024.
Selain itu, sektor bisnis komersial dan korporasi, seperti perkebunan, rumah sakit, pendidikan, dan teknologi, juga menjadi potensi pertumbuhan bagi BSI.
Dari segi laba, BSI menargetkan pertumbuhan laba di atas 30 persen, dengan margin bagi hasil bisnis pembiayaan sebagai penopang utama.
Hery menyatakan keyakinannya bahwa BSI dapat masuk ke dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia pada 2025,
menandakan ambisi besar bank syariah tersebut dalam meraih posisi terkemuka di industri keuangan syariah global.