Bantuan Sosial Tak Menentukan Pilihan Pemilih: Hasil Survei Polmark

bantuan sosial
ilustrasi politik uang

JAKARTA, Nyaringindonesia.com – CEO Polmark Research Center, Eep Saefulloh Fatah, mengungkapkan bahwa bantuan sosial (bansos) yang melimpah tidak selalu efektif dalam memengaruhi pilihan pemilih dalam pemilihan umum (pemilu).

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Hasil survei yang dilakukan oleh Polmark pada 14-25 Januari 2024 menunjukkan bahwa, meskipun jumlah penerima bansos di Indonesia cukup besar, dampaknya terhadap pilihan politik pemilih tidak sebesar yang diharapkan.

Dari 2.600 responden yang diwawancarai, 40 persen di antaranya mengakui pernah menerima bansos dalam beberapa waktu terakhir.

Meskipun demikian, survei menemukan bahwa penerimaan bansos tidak selalu memengaruhi keputusan politik responden.

“Survei menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat kesadaran politik yang tinggi. Meskipun banyak yang menerima bantuan uang atau barang, itu tidak selalu berkaitan dengan pilihan politik mereka,” ungkap Eep.

Sebagian besar responden menyatakan menerima uang atau barang tanpa terkait dengan pilihan politik, menandakan bahwa pemilih di Indonesia memiliki pemahaman yang kuat tentang kebebasan dan kerahasiaan dalam bilik suara.

Eep juga menyoroti bahwa kelompok masyarakat yang lebih mampu secara ekonomi cenderung menolak bantuan uang atau barang. Meskipun ada kelompok yang terpengaruh oleh bantuan tersebut, proporsinya relatif kecil.

“Hanya sekitar 10,2 persen responden yang terindikasi terpengaruh oleh pemberian uang dan barang dalam menentukan pilihan politik.

Ini mencakup mereka yang menerima bantuan dan memilih pemberinya atau memilih yang memberikan bantuan paling banyak,” jelas Eep.

Eep menegaskan bahwa masyarakat Indonesia cenderung cerdas dalam menghadapi pemberian bansos, menunjukkan bahwa faktor-faktor lain, seperti kinerja calon atau partai, lebih memengaruhi keputusan politik mereka.

Berita Utama