BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrim

Ilustrasi hujan lebat

Yogyakarta, NyaringIndonesia.com – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memperingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi pada 9–12 Juni 2025.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Fenomena ini mencakup hujan lebat, petir, dan angin kencang yang bisa berdampak pada banjir, tanah longsor, serta gangguan transportasi dan aktivitas harian.

Wilayah yang paling berpotensi terdampak tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, terutama di kawasan pesisir, dataran tinggi, dan wilayah rawan bencana hidrometeorologi. BMKG menyarankan warga untuk terus memantau informasi cuaca dan mengikuti imbauan dari pemerintah daerah.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono mengatakan, keberadaan bibit siklon tersebut menyebabkan dominasi pola angin timuran yang turut mempengaruhi kondisi perairan selatan Jawa, termasuk wilayah DIY.

“Terpantau bibit siklon 92W di perairan timur Filipina. Pola angin timur mendominasi pola cuaca di sebagian besar wilayah Jawa termasuk wilayah DIY, sehingga mempengaruhi ketinggian gelombang beberapa hari ke depan,” ujar Warjono dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin (9/5/2025).

Berdasarkan prakiraan cuaca, gelombang laut di perairan selatan DIY, meliputi perairan Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo, berpotensi mencapai tinggi antara 2,5 hingga 4,0 meter.

Karena itu, semua warga Indonesia yang beraktivitas di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan. Perahu nelayan mulai berisiko jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang melebihi 1,25 meter.

Demikian pula kapal tongkang berpotensi terdampak apabila gelombang 1,5 meter dengan angin 16 knot, dan kapal feri pada gelombang 2,5 meter dengan angin 21 knot.

Selain pengaruh bibit siklonik 92W, menurut Warjono, kondisi dinamika atmosfer turut dipengaruhi pola sirkulasi siklonik di barat daya Sumatra yang menyebabkan terbentuknya daerah konvergensi dan belokan angin (shearline).

Kombinasi itu menyebabkan angin di wilayah Jawa, termasuk DIY, bertiup dominan dari arah timur hingga tenggara dan turut mendukung peningkatan tinggi gelombang di laut selatan.

 

======================

Disclaimer:

Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

 

Berita Utama