Untuk itu Rudy mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya atas beredarnya video dampak kerusakan akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Garut.
“Gambar-gambar yang telah menyebar itu merupakan gempa di Cianjur, itu jelas hoaks karena bukan terjadi di Garut,” ujarnya
Syamsul Ma’rifat Relawan Pecinta Alam Pameungpeuk (REPALAPA) juga menyesalkan oknum warganet/netizen yang telah sengaja memberikan pemberitaan menyesatkan atau hoax.
” Akibat memberitaan yang menyebar di medsos ini telah membuat keresahan dan kepanikan warga baik yang berada di wilayah terdampak mauoun warga yang berada di luar daerah,” ujar pria yang akrab disapa Syam.
Ia mengajak masyarakat sebagai pemerhati dan penggiat medsos untuk lebih arif dan bijak mengutif, menyebarkan beberapa informasi terkait suatu kejadian.
“Sebagai relawan dan aktifis kebencanaan saya berharap kepada warga dan rekan seperjuangannya, agar semua informasi pemberitaan di saring dan di klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak lembaga berwenang dalam hal ini BPBD atau lembaga pemerintahan terkait,” cetusnya.
Kedepan, Syam berharap pemerintah terkhusus BPBD harus cepat, tepat, dan sigap memberikan informasi sebelum pemberitaan hoax tersebar. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Garut agar senantiasa memberikan sosialisasi kesiapsiagaan bencana secara dini kepada masyarakat.
“Masyarakat lebih menyadari betapa pentingnya pengetahuan tentang kebencanaan mulai dari kesiapsiagaan pra, pada tanggap darurat dan pasca bencana, terutama dalam kajian cepat dan pelaporan, sehingga hal pemberitaan hoax dapat diminimalisir,” tutupnya. (Ipi)
