Bandung, NyaringIndonesia.com – Striker veteran Timnas Indonesia, Christian Gonzales, membongkar beberapa kebiasaan buruk striker lokal yang menurutnya menjadi penyebab timnas kesulitan mendapatkan striker lokal yang bagus.
Dalam wawancara terbaru bersama awak media, Gonzales mengungkapkan pengalaman pribadinya selama berkarier di Indonesia sejak 2003 dan melihat langsung masalah yang dihadapi pemain lokal.
Gonzales menceritakan sering mendapati pelatih klub yang berusaha memberi kesempatan kepada pemain lokal untuk maju, namun banyak di antara mereka yang tidak memanfaatkannya dengan baik.
“Saya punya pengalaman di tim, pelatih selalu kasih kesempatan sama pemain lokal, tapi mereka enggak mau ambil kesempatan itu,” ujarnya.
Salah satu kebiasaan buruk yang disorot Gonzales adalah sikap ‘ngambek’ pemain lokal jika diganti atau tidak bermain 90 menit penuh.
Namun, ketika diberi kepercayaan untuk bermain penuh, mereka malah tidak berkontribusi maksimal dan merasa cepat puas.
“Kadang mereka dikasih kesempatan main 90 menit, tapi mereka tidak membuktikan untuk pelatih di lapangan. Nanti ditarik keluar, mereka emosi, bilangnya enggak mau main lagi,” tutur Gonzales.
Gonzales menambahkan bahwa ia sering melihat pelatih datang dan berbicara dengan pemain, namun di lapangan perilaku pemain tidak sesuai dengan harapan.
“Mungkin karena tidak bisa jadi pemain inti, harus cadangan, mereka enggak mau,” lanjutnya.
Menurut Gonzales, jika ingin menjadi pemain di Timnas Indonesia, mereka harus mendisiplinkan diri sejak di klub dan memaksimalkan setiap kesempatan yang diberikan.
Meski demikian, Gonzales yakin bahwa pemain lokal Indonesia sebenarnya bisa bersaing dengan pemain asing di Liga 1, asalkan mereka bisa mengubah mindset mereka.
“Pemain lokal punya kemampuan untuk bisa bersaing dengan pemain asing di Liga 1, ini masalah mindset, sayangnya itu yang enggak bagus,” katanya.
Christian Gonzales, yang akrab disapa El Loco, sudah terjun di sepakbola Indonesia sejak tahun 2003 dan menjadi pemain timnas Indonesia pada tahun 2010 setelah resmi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
Selama kariernya, ia telah memperkuat 10 klub lokal, termasuk PSM Makassar, Persik Kediri, Persib Bandung, Arema, Madura United, PSS Sleman, dan kini kembali ke PSIM Yogyakarta.
Dengan segudang pengalaman tersebut, Gonzales mengetahui banyak hal tentang seluk-beluk sepakbola Indonesia.
Di usianya yang sudah 45 tahun, Gonzales masih rajin mencetak gol dan bahkan berhasil membawa klubnya promosi ke Liga 1.
Namun, ia menegaskan bahwa salah satu masalah terbesar pemain lokal adalah cepat merasa puas.
“Satu lagi masalah pemain, cepat puas,” ungkap pesepak bola kelahiran Uruguay tersebut.
