Cimahi Kota unik Tanpa Hotel Berbintang

Peserta ICICP 2025
Wali Kota Cimahi, Ngatiyanna, Wawali Kota. Cimahi, Adhiitiia Yudhistira saat sambut peserta ICICP 2025 di Auala gedung A

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kota Cimahi sebuah kota kecil  yang unik, terus  menarik perhatian banyak mata. Bukan karena gemerlap pusat perbelanjaan atau hotel berbintang melainkan keunikan dan keindahan yang tumbuh natural.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kota Ini menghadirkan suasana alami, dimana keharmonisan masayarakat menjadi xaya tarik utamanya.Dalam ulasan berbgai media Kota Cimahi kerap digambarkan kota sederhana namun mempesona.

Fakta itulah yamg diungkapkan Wali Kota Cimahi, Ngatiyana dalam Wellcoming Dinner 12th International Conference <span;>of indigenous and cultural psycology 2025 (ICICP) di Aula gedung A. Namun ia memastikan , meski tak memiliki hotel berbintang ,  Kota Cimah  tetap nyaman untuk dikunjungi.

” kami  akui disini tak punya hotel berbintang, tapi kami pastikan , kota Cimahi, nyaman untuk dikunjungi.” ungkap Ngatiyana pada media. Minggu (03/08/25).

Ia menyoroti bahwa keharmonisan warga masyarakat Kota Cimahi tak lepas dari sikap toleransi yang tinggi, sehingga masyarakat dapat menjaga keharmonisan yang telah mengakar dalam kehudupan masyarakat.

” Keharmonisan masyarakat , harus jadi warisan budaya yang diturunkan pada generasi mendatang.” ujarnya.

Berbicara Psikologi Budaya  yang jadi isu utama yang dibahas di ICICP 2025. Secara tegas ia mengatakan isu itu  sangat penting untuk dibahas diingkat international.

” Karena pendekatan  psikologi berbasis budaya sudah  sangat melekat dikehidupan masyarakat kita. Melalui pendekatan budaya  persoalan apapun akan cepat tuntas.”katanya.

Menurutnya, Psikologi budaya mencoba memahami hubungan antar budaya dan proses mental  termasuk bagaimana nilai norma, dan simbol budaya membentuk identitas individu serta interaksi sosial mereka.

” Psikologi budaya adalaah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana budaya mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa dan berperilaku.” terangnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan psikologi budaya berfokus. pada bagaimana budaya mempengaruhi berbagai  aspek kehiduoan manusia., termasuk persepsi , emosi dan kognisi. Dimana setiap negara memiliki pandangan berbeda dalam memahami dunia. Sehingga menghasilkan perbedaan dalam memaknai pengalaman

“Salah Satu contoh nyata adalalh perbedaan antara budaya individualostik yang menekankan kemandirian dan pencapaian pribadi, sementara budaya kolektivistik, seperti Indonesia yang lebih menutamakan kebersamaan.” tambahnya.

Melalui pendekatan in dihahrapkan, psikologi budaya dapat membantu memahami bahwa perilaku manusia tak lepas dari konteks sosial budaya.

” Karenanya, sangat penting untuk  mempertimbamgkan   latar belakang  budaya saat meneliti perilaku dan kesehatan mental sezeorang.” turupnya. (Bzo)

Berita Utama