CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Guna meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana, khususnya terkait aktivitas Sesar Lembang, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cimahi bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) menggelar sosialisasi di SMP PGRI 1 Cimahi, Rabu (27/8/2025).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Tagana Masuk Sekolah”, yang bertujuan memberikan edukasi kebencanaan pada siswa-siswi dan tenaga pendidik. Ratusan siswa tampak antusias mengikuti pemaparan materi mitigasi bencana yang berlangsung di lingkungan sekolah.
Kepala Dinsos Kota Cimahi, Ahmad Saefullah, mengatakan program ini sudah dijalankan sejak tiga tahun lalu dan bakal terus dilanjutkan ke seluruh sekolah di Kota Cimahi.
“Program ini penting untuk menanamkan kesiapan sejak dini. Jika terjadi bencana saat proses belajar-mengajar, setidaknya para siswa tahu apa yang harus dilakukan dan tidak panik,” ujar Ahmad pada media.
Ahmad menambahkan bahwa Dinsos memiliki peran penting dalam penanganan pascabencana, khususnya aspek psikososial, dan bersinergi dengan BPBD untuk mitigasi.
“Penanganan teknis menjadi ranah BPBD. Kami fokus pada edukasi dan dukungan psikososial. Karena bencana tidak hanya berdampak fisik, tapi juga mental,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung jauh sebelum isu Sesar Lembang ramai diperbincangkan, berawal dari permintaan langsung sejumlah sekolah yang antusias menerima edukasi kebencanaan.
Dalam praktiknya, jumlah personel Tagana yang diterjunkan menyesuaikan kebutuhan dan situasi di lapangan. Tidak semua sekolah bisa melakukan simulasi, tergantung kesiapan lokasi dan permintaan pihak sekolah.
Selain pelajar, program ini juga meningkatkan kapasitas aparat Dinsos melalui pelatihan berkelanjutan untuk menangani pemulihan trauma pascabencana.
“Seperti saat gempa Cianjur, kami menurunkan hampir 20 personel untuk membantu trauma healing. Meski bencana hanya berlangsung sekejap, dampaknya bisa bertahan lama,” kata Ahmad.
” Kami menilai program ini sangat penting dalam memperkuat literasi kebencanaan di masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih siap menghadapi risiko bencana yang tidak bisa diprediksi.” sambungnya. (Bzo)