Jakarta, NyaringIndonesia.com – Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus mengalami perkembangan pesat, dengan langkah berikutnya menuju Artificial General Intelligence (AGI) sebuah teknologi yang diharapkan mampu melakukan berbagai tugas intelektual yang selama ini hanya bisa dikerjakan oleh manusia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Elon Musk dan Sam Altman, dua tokoh besar di dunia teknologi, memperkirakan bahwa AGI akan hadir dalam waktu dekat. Musk bahkan berani mematok tahun 2026 sebagai waktu kemunculan AGI.
Namun, pandangan yang lebih realistis datang dari CEO Baidu, Robin Li, yang meramalkan bahwa AGI masih memerlukan waktu setidaknya 10 tahun sebelum benar-benar beroperasi.
“AGI masih beberapa tahun lagi. Banyak yang mengatakan mungkin dua atau lima tahun lagi, tapi saya pikir lebih dari 10 tahun,” ujar Li, dilansir dari CNBC Internasional.
Menurut Li, model AGI yang sedang dikembangkan saat ini belum mencapai level kecerdasan manusia. Bahkan, ia mengaku belum ada pemahaman jelas tentang bagaimana mencapai kecerdasan setara manusia.
“Jika kita mendefinisikan AGI sebagai komputer atau AI yang secerdas manusia, atau bahkan lebih pintar, kita masih jauh dari itu. Bagaimana cara mencapainya? Kami belum tahu,” tambahnya.
Perkembangan AI dalam dua tahun terakhir memang mengalami lonjakan, ditandai dengan kepopuleran ChatGPT yang diluncurkan oleh OpenAI, serta dorongan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya untuk mengembangkan sistem AI.
Baidu sendiri telah merilis chatbot berbasis model bahasa besar bernama Ernie, meskipun menurut Li, perkembangan Ernie masih belum cukup cepat.
“Saya merasa perkembangan AI masih terlalu lambat. Banyak yang terkejut dengan kemajuan teknologi dalam beberapa tahun terakhir, tapi bagi saya, itu belum cukup cepat,” ujar Li.
Li juga mengungkapkan bahwa saat ini belum ada aplikasi berbasis AI yang berhasil menarik lebih dari 100 juta pengguna aktif, seperti aplikasi-aplikasi populer di era seluler, misalnya Instagram, YouTube, atau TikTok. Menurutnya, ini menjadi tantangan besar bagi industri teknologi global.
“Di era seluler, kita melihat aplikasi dengan ratusan juta hingga miliaran pengguna, tetapi belum ada aplikasi berbasis AI yang mencapai skala tersebut. Kita belum melihatnya di Amerika Serikat, China, atau Eropa. Pertanyaannya, bentuk seperti apa yang cocok untuk aplikasi asli AI, dan aplikasi AI seperti apa yang bisa mencapai jutaan pengguna?” tutup Li dengan perenungan.
Dengan berbagai tantangan yang masih dihadapi, baik dari sisi teknologi maupun aplikasi, perjalanan menuju AGI diprediksi akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan beberapa tokoh. Namun, perkembangan pesat AI tetap menjadi sorotan utama di industri teknologi global.
Follow berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News