Film “Cocote Tonggo” Segera Tayang 2025, Angkat Kehidupan Bertetangga di Solo

Film komedi: Cocote Tonggo
Film komedi: Cocote Tonggo

NyaringIndonesia.com – Setelah melalui proses syuting yang intens, film komedi berjudul Cocote Tonggo akhirnya rampung dan direncanakan akan tayang pada tahun 2025.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Diproduksi oleh SKAK Studio dan Tobali Film, karya ini mengambil latar kehidupan sosial masyarakat Kota Solo, dengan menggambarkan hubungan bertetangga yang sarat dengan cibiran khas masyarakat sekitar.

Judul Cocote Tonggo sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “omongan tetangga,” sebuah konsep yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari di komunitas-komunitas Jawa.

Film ini menjadi kolaborasi menarik antara Bayu Skak sebagai sutradara dan Sahli Himawan yang terjun ke dunia perfilman setelah sebelumnya lebih dikenal sebagai pengusaha dan pemerhati musik.

Dalam film ini, deretan bintang ternama seperti Ayushita, Dennis Adhiswara, Asri Welas, dan Furry Setya akan memerankan karakter-karakter yang menggambarkan keseharian warga Solo.

Dialog-dialog dalam film banyak menggunakan bahasa Jawa dengan dialek khas Solo, yang menambah nuansa kultural pada cerita. Selain itu, tradisi ramuan jamu kesuburan juga diangkat sebagai elemen penting dalam narasi.

Cerita film ini berpusat pada pasangan suami istri penjual jamu kesuburan yang ironisnya belum dikaruniai keturunan. Kondisi ini membuat mereka sering menjadi bahan cibiran tetangga, sebuah dinamika sosial yang kerap terjadi di masyarakat Jawa.

Bayu Skak, pada konferensi persnya (31/8/2024), menjelaskan bahwa film ini terinspirasi dari kehidupan nyata yang sangat relatable, terutama di lingkungan masyarakat yang masih erat dengan tradisi bertetangga.

Bayu Skak juga mengungkapkan alasan pemilihan Kota Solo sebagai latar filmnya. Solo dinilai kaya akan budaya Jawa yang kental, baik dari segi dialek bahasa Mataraman hingga tradisi jamu yang sudah turun-temurun.

Tantangan tersendiri bagi para aktor dalam film ini adalah menggunakan bahasa Jawa Mataraman, yang berbeda dengan dialek Jawa di Yogyakarta, Semarang, atau Jawa Timur.

Sementara itu, Sahli Himawan menyatakan kepuasannya atas selesainya proses syuting dan mengisyaratkan bahwa dirinya siap menggarap proyek film selanjutnya, yang akan bergenre drama komedi.

Ia berharap Cocote Tonggo dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi bukti keseriusannya dalam terjun ke dunia film.

Film ini diharapkan mampu mengangkat nilai-nilai lokal sekaligus menyajikan hiburan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di lingkungan perkotaan dengan dinamika bertetangga yang unik.

Disclaimer: Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Berita Utama