CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Pelestarian bahasa daerah menjadi perhatian serius di Kota Cimahi, terutama dengan semakin menurunnya penggunaan bahasa ibu, seperti Bahasa Sunda, di kalangan generasi muda.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Untuk merespon hal ini, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) kembali diselenggarakan, setelah sempat terhenti beberapa tahun. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mempertahankan warisan budaya dan bahasa daerah.
Ana Julia, Kepala Bidang Pembinaan SD Kota Cimahi, menyampaikan bahwa acara ini adalah wujud kepedulian terhadap pelestarian Bahasa Sunda.
“Setiap tahun, kami biasanya mengadakan Pasanggiri Bahasa Sunda, namun kini dengan nama baru, yaitu Festival Tunas Bahasa Ibu,” jelas Ana Julia pada Sela – sela acara Festival Tunas Bahasa Ibu di SDN Padasuka Mandiri 4, Cimahi Tengah. Selasa (10/09/24).
Festival ini diikuti oleh 568 peserta dari seluruh Sekolah Dasar di Kota Cimahi. Para peserta berlomba dalam tujuh kategori mata lomba yang dibagi untuk putra dan putri.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momen penting untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Bahasa Sunda di kalangan anak-anak.
Selain itu, Ana Julia berharap bahwa dengan festival ini, prestasi peserta akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Harapannya tentu yang terbaik, kami ingin prestasi di tahun ini lebih baik dari sebelumnya,” ungkapnya.
Senada dengan Kabid Pembinaan SD, Plt Asisten Satu Mardi menyampaikan langkah ini sebagai bagian dari upaya menjaga eksistensi bahasa daerah, salah satu inisiatif yang diusulkan adalah penggunaan bahasa Sunda di sekolah minimal satu hari dalam seminggu.
“Misalnya Kamis Nyunda.” ujarnya.
“Sangat penting membiasakan anak-anak menggunakan Bahasa Sunda dalam keseharian, baik di rumah maupun di sekolah.” sambungnya.
Festival ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk menghidupkan kembali kecintaan generasi muda terhadap bahasa dan budaya lokal, serta memastikan bahwa bahasa ibu tetap lestari di tengah arus globalisasi yang kian deras. (Bzo)