Jakarta, NyaringIndonesia.com – Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (22/4), menolak revisi sejumlah undang-undang yang dianggap kontroversial dan merugikan masyarakat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap revisi Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK), serta Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) dan sejumlah beleid lainnya seperti UU Minerba dan Omnibus Law.
Mahasiswa menilai berbagai perubahan tersebut mengancam demokrasi, melemahkan pemberantasan korupsi, dan merugikan kepentingan rakyat kecil. Mereka juga mengecam kurangnya partisipasi publik dalam proses pembentukan undang-undang tersebut.
“Kami hadir di sini karena DPR sudah tidak lagi menjadi wakil rakyat, tapi wakil kekuasaan. Revisi undang-undang ini melemahkan demokrasi, mengekang kebebasan, dan melindungi kepentingan oligarki,” ujar Raka Pratama, Koordinator Lapangan dari Aliansi Mahasiswa Bergerak.
Dalam orasinya, para mahasiswa menuntut agar DPR membatalkan seluruh revisi yang dinilai bermasalah dan meminta agar proses legislasi dilakukan secara transparan serta partisipatif.
“Kami akan terus turun ke jalan jika suara kami tidak didengar. Ini bukan soal politik praktis, tapi soal masa depan bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, pihak DPR melalui anggota Komisi III, H. Dwi Santosa, menyatakan bahwa lembaga legislatif terbuka untuk dialog dan evaluasi pasal-pasal yang dinilai bermasalah.
“Kami menerima aspirasi adik-adik mahasiswa. DPR tidak alergi terhadap kritik, dan kami akan kaji kembali poin-poin yang dianggap meresahkan,” ujarnya dalam konferensi pers di kompleks parlemen.
Namun, pernyataan itu belum cukup meredakan keresahan mahasiswa, yang menilai janji-janji seperti ini kerap diucapkan namun jarang diwujudkan.
“Sudah terlalu sering kami dengar janji itu, tapi undang-undangnya tetap disahkan diam-diam,” ujar Nadira Salsabila, mahasiswi Universitas Indonesia yang turut berorasi dalam aksi.
Aksi yang awalnya berlangsung damai sempat diwarnai ketegangan saat aparat keamanan mencoba membubarkan massa dengan gas air mata. Beberapa mahasiswa dilaporkan mengalami luka ringan, sementara puluhan lainnya diamankan untuk dimintai keterangan.
==============
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News