Magelang, NyaringIndonesia.com – Di tengah kepadatan jalan yang ramai di daerah Glagah, Mertoyudan Magelang, terdapat seorang nenek berusia hampir seabad yang menjual gorengan demi menyambung hidup.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Meskipun usianya tak lagi muda, kekuatan dan semangatnya untuk bekerja tidak pernah luntur. Setiap hari, nenek itu membuka lapaknya di depan SD Banjarnegoro, berteduh di bawah tenda kecil, dan memasak gorengan menggunakan tungku kayu dengan bahan bakar areng.
Meski sudah melewati usia senja, kelezatan gorengannya tak pernah berkurang. Harganya pun sangat terjangkau, hanya 500 rupiah, sebuah angka yang jarang terdengar di tengah mahalnya bahan pangan saat ini.
Ketika ditanya mengapa menjual dengan harga yang begitu murah, si mbah hanya menjawab dengan sederhana bahwa gorengannya selalu habis meskipun dijual dengan harga tersebut. Setiap kali pulang sekolah, para pelajar selalu menyempatkan diri untuk menyapa si mbahi.
Dan kali ini, seorang pelajar memutuskan untuk memotret nenek tersebut, yang disambut dengan senyuman ramah.
Di bulan Ramadhan, ketika waktu berbuka tiba, banyak yang memilih untuk membeli gorengan dari si mbah daripada membuat takjil sendiri, si mbah menjualnya bukan untuk memperkaya diri, tapi sekadar untuk menyambung hidup.
Barangkali ada yang pernah melintas di lapak si mbah di jalan Mujen arah Permitan, dekat lapangan Tentara, depan SD Banjarnegoro Mertoyudan Magelang.
Karena beliau ramah, murah senyum, dan beliau berjualan bukan untuk memperkaya diri, namun sekadar demi menyambung hidup.
Semoga usaha si mbah selalu laris manis dan mendapatkan berkah.