Guru Injak Siswa, Warga Geruduk SMA Negeri Cepogo Boyolali

Boyolali
Guru Injak Siswa, Warga Geruduk SMA Negeri Cepogo Boyolali

Boyolali, NyaringIndonesia.com – Sebuah video yang menunjukkan seorang guru menginjak tubuh tiga siswa SMA Negeri Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, viral di media sosial. Insiden tersebut terjadi pada Rabu, 27 Agustus 2025, dan langsung memicu kemarahan warga.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, membenarkan adanya dugaan kekerasan tersebut. Ia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik dan menegaskan bahwa tindakan sang guru tidak sesuai dengan kebijakan sekolah.

Menurut Djoko, insiden bermula saat tiga siswa ditemukan tidur tengkurap di lantai kelas. Ketika dibangunkan, mereka tidak merespons. Guru berinisial H yang mengajar saat itu kemudian mendekati dan berjalan sambil menginjak tubuh ketiga siswa tersebut.

Djoko mengira permasalahan telah selesai setelah pihak sekolah melakukan kunjungan dan siswa kembali bersekolah. Namun, beberapa hari kemudian, warga setempat meminta pertemuan resmi dengan pihak sekolah untuk meminta penjelasan dan tindakan tegas.

Kemarahan warga pecah setelah salah satu korban yang diketahui seorang siswa yatim mengaku telah diinjak oleh gurunya. Kabar tersebut mencuat setelah siswa tampak murung saat menghadiri sebuah acara pernikahan di desanya dan menolak makan.

“Langsung saya tanya, kenapa kok tidak mau makan. Dia bilang habis diinjak gurunya,” ujar Nanang Wiyono, kerabat korban, kepada TribunSolo, Rabu (24/9/2025).

Merasa ada kejanggalan, Nanang kemudian membawa keponakannya ke RSUD Pandan Arang Boyolali untuk menjalani pemeriksaan. Namun, informasi itu lebih dulu menyebar ke masyarakat dan memicu solidaritas warga. Puluhan orang akhirnya mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban.

“Awalnya kami hanya ingin klarifikasi. Tapi karena rasa kebersamaan warga tinggi, akhirnya datang ramai-ramai ke sekolah tanpa direncanakan,” kata Nanang.

Menurutnya, kekerasan fisik terhadap siswa, apapun alasannya, tidak bisa dibenarkan. Terlebih, korban adalah anak yatim. “Warga merasa punya tanggung jawab moral untuk membela,” tegasnya.

Guru berinisial H yang diduga melakukan tindakan kekerasan mengakui perbuatannya, namun mengklaim tidak sadar saat menginjak para siswa. Pengakuan itu disampaikan langsung kepada keluarga korban saat pertemuan di sekolah.

“Katanya, ‘nggak tahu ada setan lewat apa kok saya bisa melakukan seperti itu.’ Intinya, beliau mengaku keliru dan menyesal,” ujar Nanang.

Pernyataan guru H, menurut Nanang, sesuai dengan cerita yang disampaikan oleh korban. “Gurunya minta maaf dan merasa bersalah,” tambahnya.

Hingga kini, keluarga korban dan warga masih menanti kelanjutan kasus tersebut. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang dan sekolah bisa mengambil tindakan preventif yang tegas.

 

==================

Disclaimer:

Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Berita Utama