Harga Emas Membaik Setelah Penurunan Lima Hari Berturut-turut

Harga emas
Emas Batangan

Nyaringindonesia.com – Harga emas akhirnya mengalami pemulihan setelah mengalami penurunan selama lima hari perdagangan berturut-turut. Pada perdagangan Kamis (7/9/2023), harga emas di pasar spot ditutup pada posisi US$ 1.919,19 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,15%.

Penguatan ini mengakhiri tren negatif emas yang telah melemah sebesar 1,34% selama lima hari perdagangan sebelumnya. Harga emas juga terus menguat pada perdagangan Jumat (8/9/2023) sebesar 0,02%, mencapai US$ 1.919,54 per troy ons pada pukul 06:20 WIB.

Jim Wyckoff, seorang analis dari Kitco, menjelaskan bahwa harga emas mengalami kenaikan karena adanya aksi pembelian untuk memanfaatkan harga yang lebih rendah. Selain itu, pelaku pasar juga mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari kebijakan ketat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Pelaku pasar menyadari bahwa kebijakan ketat The Fed memiliki dua sisi. Di satu sisi, kebijakan tersebut dapat menekan harga emas, tetapi di sisi lain, kebijakan tersebut dapat meningkatkan risiko resesi dalam ekonomi AS. Kekhawatiran akan resesi dapat meningkatkan permintaan terhadap emas karena logam tersebut dianggap sebagai aset pelindung nilai terhadap risiko ekonomi.

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan petunjuk dari pernyataan-pernyataan yang akan disampaikan oleh pejabat-pejabat The Fed dalam acara The Federal Reserve Bank of Philadelphia Seventh Annual Fintech Conference di Philadelphia. Pertemuan The Fed akan digelar pada 19-20 September untuk menentukan kebijakan suku bunga, dan pekan depan akan menjadi periode “blackout” di mana pasar tidak dapat mencari petunjuk dari The Fed.

John Williams, Presiden Fed New York, telah memberikan sinyal bahwa The Fed masih dapat melakukan pengetatan kebijakan jika data ekonomi mendukung kebijakan tersebut. Meskipun sejumlah data menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat, dengan klaim pengangguran yang berkurang dan aktivitas bisnis non-manufaktur yang meningkat, ada kekhawatiran bahwa The Fed masih akan mempertahankan kebijakan yang ketat.

Penguatan dolar AS juga dapat membuat emas lebih mahal untuk dibeli, yang dapat mengurangi minat investasi dalam logam tersebut.

Selama lima hari perdagangan sebelumnya, harga emas telah mengalami penurunan sebesar 1,34%. Namun, pada perdagangan Kamis, harga emas mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,15%. Penguatan ini dipicu oleh aksi pembelian untuk memanfaatkan harga yang lebih rendah, serta pertimbangan terhadap dampak positif dan negatif dari kebijakan ketat The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.

Para pelaku pasar menyadari bahwa kebijakan ketat The Fed memiliki dua sisi. Di satu sisi, kebijakan ini dapat menekan harga emas, tetapi di sisi lain, dapat meningkatkan risiko resesi dalam ekonomi AS. Kekhawatiran tentang resesi cenderung meningkatkan permintaan terhadap emas, karena emas dianggap sebagai aset pelindung nilai dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.

Selain itu, pelaku pasar juga sedang menunggu petunjuk dari pernyataan-pernyataan pejabat The Fed dalam sebuah konferensi. Pertemuan The Fed yang akan datang pada bulan September akan menentukan kebijakan suku bunga, dan periode sebelum pertemuan ini disebut sebagai periode “blackout” di mana tidak ada komunikasi publik dari The Fed.

Kesimpulannya, harga emas saat ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kebijakan moneter The Fed, data ekonomi AS, dan kekhawatiran tentang risiko resesi. Penguatan dolar AS juga dapat memengaruhi harga emas, karena membuatnya lebih mahal untuk dibeli. Oleh karena itu, pasar emas akan terus dipengaruhi oleh berita dan peristiwa ekonomi global.

Berita Utama