NyaringIndonesia.com – Pada hari Kamis, harga emas stabil di perdagangan Asia setelah mengalami lonjakan mendekati rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. Lonjakan ini terjadi setelah Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September.
Selain itu, permintaan emas sebagai safe haven meningkat di tengah kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah setelah terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
arga emas spot stabil di $2,446.41 per ons, sementara harga emas futures yang akan berakhir pada bulan Desember naik 0,7% menjadi $2,490.15 per ons pada pukul 12:26 WIB.
Harapan Penurunan Suku Bunga Mendukung Harga Emas
Harga emas batangan melonjak tajam pada hari Rabu, mendekati rekor tertinggi $2,483.78 per ons setelah The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengisyaratkan lebih banyak kemajuan menuju inflasi yang lebih rendah dan pasar tenaga kerja yang mendingin. Powell juga secara eksplisit meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September jika data menunjukkan perbaikan.
Pasar hampir seluruhnya memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, menurut CME Fedwatch. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan emas karena mengurangi biaya peluang berinvestasi dalam aset yang tidak memberikan hasil.
Fokus minggu ini juga tertuju pada data utama penggajian non-pertanian untuk bulan Juli yang akan dirilis pada hari Jumat.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Logam mulia lainnya bervariasi namun mempertahankan sebagian besar kenaikannya dari hari Rabu. Platinum futures turun 0,2% menjadi $984,40 per ons, sementara silver futures naik 0,5% menjadi $29,070 per ons.
Rebound Tembaga Terhenti Karena Data China yang Lebih Negatif
Logam industri berkinerja kurang baik dibandingkan dengan logam lainnya. Rebound harga tembaga terhenti setelah sinyal ekonomi yang lebih lemah dari China, importir tembaga terbesar di dunia.
Patokan copper futures di London Metal Exchange naik 0,2% menjadi $9.243,50 per ton, sementara copper futures satu bulan turun 0,3% menjadi $4,1833 per pon.
Data indeks manajer pembelian dari China menunjukkan perlambatan yang luas dalam aktivitas manufaktur. Data PMI manufaktur Caixin menunjukkan kontraksi yang tidak terduga di sektor ini hingga bulan Juli, sejalan dengan data bacaan pemerintah pada hari Rabu.
Harga tembaga rebound dari posisi terendah lebih dari lima bulan pada hari Rabu karena beberapa komentar yang menggembirakan dari Beijing. Namun, data PMI yang lemah juga mendorong harapan untuk lebih banyak langkah stimulus. Pembacaan pada hari Kamis mengindikasikan bahwa pemerintah kemungkinan harus melakukan lebih banyak langkah untuk mendukung perekonomian.