Nyaringindonesia.com – Harga emas terus mengalami penurunan selama lima hari berturut-turut dalam perdagangan Rabu. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan imbal hasil dan pertaruhan pada suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, kekhawatiran terhadap pertumbuhan global juga telah mendorong aliran dana ke dalam dolar, mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe-haven.
Harga emas dunia turun sekitar 0,48% menjadi USD 1.916,506 per ounce, sementara harga emas berjangka AS turun sekitar 0,4% menjadi USD 1.944,20 per ounce.
Kurs dolar AS tetap kuat, sementara imbal hasil Treasury AS 10-tahun mendekati level tertinggi yang terjadi pada 23 Agustus.
Kenaikan nilai tukar dolar membuat emas lebih mahal bagi investor asing, sementara imbal hasil yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas sebagai investasi yang tidak memberikan imbal hasil. Saat ini, pasar emas cenderung “wait and see,” menantikan perkembangan di sekitar kebijakan suku bunga AS dan kondisi ekonomi global.
Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat pertemuan berikutnya pada bulan September, tetapi masih ada spekulasi tentang kenaikan suku bunga sebelum tahun 2024. Peningkatan suku bunga AS dapat merugikan emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Meskipun demikian, emas tetap menjadi aset yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan dalam situasi ekonomi yang tidak pasti. Penurunan harga emas tidak begitu dramatis, dan para investor tetap memperhatikan perkembangan berita dan data ekonomi terbaru.