CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Dengan adanya kasus cuci darah di kalangan remaja menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan Kota Cimahi. Kasie Peserta Didik SMP, Nia Fathiyah, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena ini.
Menurut Nia, cuci darah berkaitan erat dengan fungsi ginjal yang bertugas menyaring zat berbahaya dari darah. Konsumsi zat adiktif seperti narkoba menjadi salah satu contoh zat yang dapat membebani ginjal.
โKetika tubuh terpapar zat-zat yang tidak sesuai dengan kebutuhannya, seperti narkoba atau makanan dengan pengawet dan pewarna, fungsi ginjal akan terbebani. Ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kebutuhan cuci darah,โ jelas Nia pada media saat ditemui dikantornya. Senin (12/08/24)
Nia mencatat bahwa banyak kasus cuci darah pada anak dan remaja, termasuk di RS Mitra Kasih dengan pasien berusia 19 tahun, diduga berkaitan dengan pola makan tidak sehat. Konsumsi makanan cepat saji, minuman bersoda, dan frozen food yang mengandung pengawet serta pewarna menjadi faktor utama.
โAnak-anak saat ini banyak mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman berpengawet. Meskipun dalam batas tertentu mungkin aman, konsumsi berlebihan tetap berisiko bagi kesehatan,โ tambah Nia.
Dia menekankan bahwa pola makan yang buruk sering mencerminkan gaya hidup tidak sehat secara keseluruhan.
Dalam rangka menangani masalah ini, Disdik Cimahi telah meluncurkan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang bertujuan memastikan siswa mendapatkan makanan bergizi dan aman. โGSS harus diimplementasikan di sekolah dengan fokus pada penyediaan makanan bergizi.
” Kami juga melakukan sosialisasi melalui surat edaran dan mendorong anak-anak untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah,โ kata Nia.
Selain itu, Disdik Cimahi juga melaksanakan program Tablet Tambah Darah khusus untuk remaja putri guna mencegah anemia, bekerja sama dengan dinas kesehatan dan puskesmas.
Nia mengakui tantangan besar dalam mengatur pedagang luar sekolah yang sering menjual makanan kurang sehat. Sosialisasi kepada pedagang dan masyarakat menjadi prioritas untuk mencegah penjualan makanan berbahaya.
Disdik Cimahi juga berkolaborasi dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) untuk melaksanakan program Sobat Germas (Generasi Emas Sehat dan Zero Stunting). Program ini bertujuan mempersiapkan generasi mendatang agar menjadi generasi emas pada tahun 2045.
โVisi kami adalah menciptakan generasi yang berkualitas dari segi pola makan, sosial, dan mental. Kami berharap anak-anak sekarang akan menjadi generasi emas pada tahun 2045,โ tutupnya.
Nia menekankan peran penting keluarga dalam memantau pola makan anak dan parenting yang baik, berharap program-program ini dapat berjalan efektif meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar. (Bzo)