Search
Close this search box.

Indonesia: Negeri dengan 127 Gunung Berapi Aktif, Tantangan dan Keindahan Alam Nusantara

Ilustrasi gunung berapi di Indonesia yang masih aktif hingga kini, negeri ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang luar biasa
Ilustrasi gunung berapi di Indonesia yang masih aktif hingga kini, negeri ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang luar biasa

NyaringIndonesia.com – Indonesia sebuah negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, dikenal sebagai salah satu wilayah dengan aktivitas vulkanik tertinggi di dunia.

Dengan 127 gunung berapi yang masih aktif hingga kini, negeri ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang luar biasa, tetapi juga menghadirkan tantangan besar bagi penduduknya dalam menghadapi potensi bencana alam.

Setiap gunung berapi di Indonesia memiliki karakteristik unik dan sejarah letusan yang berbeda. Dari ujung Sumatera hingga Papua, gunung-gunung ini menjadi saksi bisu dari perjalanan geologis nusantara yang telah berlangsung selama jutaan tahun.

Keberadaan gunung-gunung aktif ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para peneliti, petualang, dan wisatawan yang ingin melihat keajaiban alam dari dekat.

Mengidentifikasi dan memahami gunung-gunung aktif di Indonesia sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan ilmiah, tetapi juga untuk manajemen bencana dan perencanaan pembangunan.

Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bekerja sama dalam memantau aktivitas vulkanik dan mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk melindungi kehidupan dan lingkungan di sekitar gunung-gunung tersebut.

Gunung-gunung aktif di Indonesia diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama: Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Gunung Tipe A adalah yang paling aktif, dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1600.

Gunung-gunung seperti Gunung Merapi di Jawa, Gunung Sinabung di Sumatera, dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara termasuk dalam kategori ini.

Ada 76 gunung berapi Tipe A yang tersebar di seluruh nusantara, yang selalu dipantau ketat oleh ahli vulkanologi.

Gunung Tipe B adalah gunung yang memiliki sejarah letusan sebelum tahun 1600 atau menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik meskipun belum meletus sejak saat itu.

Sementara itu, Gunung Tipe C adalah gunung yang belum memiliki catatan letusan namun masih menunjukkan aktivitas vulkanik seperti adanya fumarola atau solfatara.

Dengan 127 gunung aktif yang tersebar di seluruh nusantara, Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan geologi yang luar biasa tetapi juga memikul tanggung jawab besar dalam pengelolaan risiko vulkanik.

Mari kita jelajahi lebih lanjut tentang gunung-gunung aktif ini berdasarkan klasifikasinya.

Gunung Tipe A: Sejarah Letusan Tercatat Sejak 1600

Gunung tipe A adalah gunung berapi yang memiliki catatan sejarah letusan sejak tahun 1600. Gunung-gunung ini dianggap paling aktif dan berpotensi tinggi untuk meletus. Terdapat 76 gunung tipe A di Indonesia, termasuk beberapa nama yang sangat dikenal seperti:

Gunung Seulawah Agam (Sumatera)

Gunung Peut Sague (Sumatera)

Gunung Burni Telong (Sumatera)

Gunung Sinabung (Sumatera)

Gunung Sorik Marapi (Sumatera)

Gunung Marapi (Sumatera)

Gunung Tandikat (Sumatera)

Gunung Talang (Sumatera)

Gunung Kerinci (Sumatera)

Gunung Dempo (Sumatera)

Gunung Kaba (Sumatera)

Gunung Anak Krakatau (Sumatera)

Gunung Sumbing (Jawa)

Gunung Salak (Jawa)

Gunung Gede (Jawa)

Gunung Tangkuban Parahu (Jawa)

Gunung Guntur (Jawa)

Gunung Papandayan (Jawa)

Gunung Galunggung (Jawa)

Gunung Ciremai (Jawa)

Gunung Slamet (Jawa)

Gunung Dieng (Jawa)

Gunung Sundoro (Jawa)

Gunung Merapi (Jawa)

Gunung Kelud (Jawa)

Gunung Arjuno Welirang (Jawa)

Gunung Bromo (Jawa)

Gunung Semeru (Jawa)

Gunung Lamongan (Jawa)

Gunung Raung (Jawa)

Gunung Ijen (Jawa)

Gunung Batur (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Agung (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Rinjani/Barujari (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Tambora (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Sangeangapi (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Inielika (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Inierie (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Ebulobo (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Kelimutu (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Iya (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Rokatenda (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Egon (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Lewotobi Laki-laki (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Lewotobi Perempuan (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Lereboleng (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Ili boleng (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Ili Lewotolok (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Ili Werung (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Batutara (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Sirung (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Hobal (BL) (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Anak Ranakah (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Wetar (Maluku)

Gunung Nieuwerkerk (BL) (Maluku)

Gunung Wurlali (Maluku)

Gunung Teon (Maluku)

Gunung Nila (Maluku)

Gunung Serua (Maluku)

Gunung Banda api (Maluku)

Gunung Dukono (Maluku)

Gunung Ibu (Maluku)

Gunung Gamkonora (Maluku)

Gunung Gamalama (Maluku)

Gunung Kie Besi (Maluku)

Gunung Colo (Sulawesi)

Gunung Ambang (Sulawesi)

Gunung Soputan (Sulawesi)

Gunung Lokon (Sulawesi)

Gunung Mahawu (Sulawesi)

Gunung Tangkoko (Sulawesi)

Gunung Ruang (Sulawesi)

Gunung Karangetang (Sulawesi)

Gunung Awu (Sulawesi)

Gunung Banua Wuhu (BL) (Sulawesi)

Gunung Sangir (BL) (Sulawesi)

Gunung Tipe B: Sejarah Letusan Sebelum 1600

Gunung tipe B adalah gunung berapi yang memiliki catatan letusan sebelum tahun 1600 atau menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik namun belum meletus sejak tahun 1600. Indonesia memiliki 30 gunung tipe B, termasuk:

Gunung Burni Geureudong (Sumatera)

Gunung Sibayak (Sumatera)

Gunung Pusuk Bukit (Sumatera)

Gunung Talamau (Sumatera)

Gunung Sibual-buali (Sumatera)

Gunung Sumbing (Sumatera)

Gunung Kunyit (Sumatera)

Gunung Belirang Beriti (Sumatera)

Gunung Bukit Daun (Sumatera)

Gunung Lumut Balai (Sumatera)

Gunung Sekincau Belirang (Sumatera)

Gunung Rajabasa (Sumatera)

Gunung Pulosari (Jawa)

Gunung Karang (Jawa)

Gunung Patuha (Jawa)

Gunung Wayang Windu (Jawa)

Gunung Talaga Bodas (Jawa)

Gunung Ungaran (Jawa)

Gunung Merbabu (Jawa)

Gunung Lawu (Jawa)

Gunung Wilis (Jawa)

Gunung Iyang Argopuro (Jawa)

Gunung Ilimuda (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Ili labalekan (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Yersey (BL) (Maluku)

Gunung Emperor of China (BL) (Maluku)

Gunung Manuk (Maluku)

Gunung Todoko (Maluku)

Gunung Sempu (Sulawesi)

Gunung Klabat (Sulawesi)

Gunung Tipe C: Tidak Ada Catatan Letusan tetapi Masih Menunjukkan Aktivitas Vulkanik

Gunung tipe C adalah gunung berapi yang tidak memiliki catatan sejarah letusan tetapi masih menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik seperti fumarola atau solfatara. Indonesia memiliki 21 gunung tipe C, termasuk:

Gunung Jaboi (Sumatera)

Gunung Gayo Lesten/Kembar (Sumatera)

Gunung Helatoba (Sumatera)

Gunung Marga Bayur/Besar (Sumatera)

Gunung Pematang Bata/Suwoh (Sumatera)

Gunung Ulubelu (Sumatera)

Gunung Kiaraberes Gagak (Jawa)

Gunung Perbakti (Jawa)

Gunung Kawah Kamojang (Jawa)

Gunung Kawah Manuk (Jawa)

Gunung Kawah Karaha (Jawa)

Gunung Waesano (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Poco Leok (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Kaldera Sokoria (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Ndetu Napi (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Riang Kotang (Bali – Nusa Tenggara)

Gunung Batu kolok (Sulawesi)

Gunung Tempang (Sulawesi)

Gunung Tampusu (Sulawesi)

Gunung Lahendong (Sulawesi)

Gunung Sarongsong (Sulawesi)

Pemahaman yang mendalam tentang karakteristik dan potensi bahaya dari gunung-gunung ini sangat penting dalam menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan, serta memastikan pembangunan yang berkelanjutan di sekitar kawasan vulkanik.

Follow Berita Nyaring Indonesia diย Google News

Berita Utama