CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Kota Cimahi, pemerintah setempat menginisiasi program pembinaan calon pengantin (Catin) sebagai langkah pencegahan. Program ini bertujuan untuk menyiapkan generasi yang lebih sehat sejak dini.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar kegiatan Pembinaan Calon Pengantin One Stop Service (PCOSS) di Alam Wisata Cimahi (AWC), yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti Dinas Kesehatan, BKKBN Jawa Barat, Kementerian Agama Cimahi, dan Forum Genre Kota Cimahi.
Sebanyak 150 calon pengantin berpartisipasi dalam sesi pembinaan pra-nikah, di mana mereka menjalani pemeriksaan kesehatan, mendapatkan vaksin tetanus toksoid, dan melakukan penginputan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil). Mereka juga menerima sertifikat Elsimil yang dapat diproses dalam satu hari.
Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk memaksimalkan pencegahan stunting melalui pendekatan yang menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.
“Kegiatan ini tidak hanya mempersiapkan calon pengantin dalam memahami pernikahan, tetapi juga mempersiapkan mereka dari segi kesehatan. Dengan demikian, mereka dapat merencanakan keluarga yang sehat dan menciptakan generasi unggul menuju Generasi Emas 2045.” jelas Dicky pada media. Senin ( 30/09/24).
Ia juga berharap inovasi seperti program Kelambi Catin (Kelas Online Bimbingan Calon Pengantin) dapat mendukung penurunan angka stunting dengan memberikan pengetahuan pra-nikah kepada calon pengantin.
Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan, menyoroti pentingnya intervensi bagi calon pengantin, terutama yang berasal dari keluarga berisiko tinggi stunting.
“Calon ibu harus dalam kondisi sehat agar bisa memiliki anak yang sehat. Oleh karena itu, pembinaan ini penting untuk memberikan pengetahuan tentang ketahanan keluarga, jarak kehamilan, parenting, dan kesehatan reproduksi,” ujarnya.
Fitriani juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting dan menciptakan keluarga berkualitas.
DP3AP2KB bekerja sama dengan Kemenag untuk pembinaan ketahanan keluarga dan Dinas Kesehatan untuk screening kesehatan calon pengantin, serta melibatkan kader PKK yang berperan sebagai ujung tombak di masyarakat.