CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Pemerintah Kota Cimahi terus mendorong perluasan ruang inklusi di berbagai bidang. Upaya ini tak hanya menyangkut penyiapan posisi kerja bagi penyandang disabilitas, namun juga menjangkau penguatan ekonomi, pelatihan kompetensi, hingga penyediaan infrastruktur publik yang lebih bersahabat bagi difabel.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Langkah tersebut diharapkan menjadi fondasi untuk membangun masyarakat Cimahi yang lebih berkeadilan, modern, dan memiliki pola pikir inklusif.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana menyampaikan, melalui konsistensi kebijakan, pemerintah kota ingin memastikan bahwa inklusivitas tak sebatas program, melainkan menjadi budaya yang mengakar, sehingga seluruh warga memperoleh kesempatan yang sama untuk berkembang dan berperan.
” Kami menekankan pentingnya memperluas akses kerja bagi penyandang disabilitas sebagai bagian dari komitmen kota dalam menjamin kesetaraan dan peluang kerja yang adil.” ujar Ngatiyana saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional *Hepi Fest 2025 pada Minggu (07/12/25).di Auditorium Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani).
Acara tersebut menjadi momentum untuk menegaskan kembali peran negara dalam melindungi hak-hak difabel.
Ngatiyana menjelaskan Pemkot Cimahi telah menerapkan kebijakan minimal dua persen formasi kerja bagi penyandang disabilitas di lingkungan pemerintahan. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan bukti nyata bahwa komitmen kesetaraan telah diterjemahkan ke dalam tindakan konkret.
“Mereka memiliki hak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas dan jabatan. Salah satunya, kami telah menjalankan aturan penerimaan pegawai dengan kuota dua persen bagi calon pegawai disabilitas,” tuturnya
Ia menambahkan bahwa penyandang disabilitas kini telah berkontribusi di berbagai instansi sebagai PPPK maupun ASN. Mereka bekerja di beragam unit, mulai dari layanan masyarakat hingga penyusunan regulasi, yang membuktikan bahwa kiprah difabel tidak hanya memungkinkan, tetapi juga memberikan dampak penting bagi peningkatan layanan publik di Cimahi.
Sementara itu, Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 di Unjani dihadiri lebih dari 3.500 peserta yang berasal dari berbagai komunitas difabel.
“Bagi kami tingginya antusiasme ini menjadi tanda bahwa ruang inklusif semakin dibutuhkan dan diapresiasi masyarakat.” tandasnya.
Menurut Ngataiyan, acara tersebut bukan hanya sebagai selebrasi, melainkan refleksi penting mengenai komitmen kota dalam menghadirkan kebijakan yang sensitif terhadap kebutuhan kelompok rentan.
“Perayaan ini merupakan bentuk penghargaan kami terhadap kontribusi penyandang disabilitas sekaligus memastikan bahwa mereka memiliki ruang yang setara dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ngatiyana.
Kegiatan tersebut digelar melalui kolaborasi Pemerintah Kota Cimahi dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Cimahi dan digagas oleh para pemuda tanpa menggunakan dana APBD.
Dikatakan Ngatiyana, hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran mengenai pentingnya inklusivitas telah tumbuh kuat di kalangan anak muda, sekaligus membuktikan bahwa pembangunan keadilan sosial dapat dilakukan secara kolektif.
“Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Acara ini sepenuhnya merupakan inisiatif anak-anak muda HIPMI Cimahi. Alhamdulillah, kegiatan dapat berjalan sukses berkat kerja sama berbagai pihak,” tutupnya. (Bzo)