Kasus DBD Merebak di PSA, Petugas Puskesmass Batujajar Temukan Sumber Jentik

DBD
Petugas Puskesmas Batujajat bersama pengurus RW dan Kadus Desa Pangauban saat meninjau rumah warga terdampak DBD

KBB, NyaringIndonesia.com –  Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah RT 04 RW 14, Pangauban Silih Asih (PSA), Kecamatan Batujajar, menuai perhatian serius dari Puskesmas Batujajar.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Menindaklanjuti laporan warga perumahan PSA terkait sejumlah warganya yang mengalami demam tinggi dan diduga terjangkit DBD,  tim dari Puskesmas Batujajar bersama pengurus RT dan RW setempat melakukan peninjauan langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak.

DBD
Ketua RW 14, Ketua RT 04, Ketua Ambulan Siaga PSA, serta Kadus Desa Pangauban

Ketua RW 14 , Dede Witarli mengungkapkan hasil pengecekan lapangan yang dilakukan tim Puskesmas Batujajar ditemukan bahwa mayoritas jentik nyamuk penyebab DBD bersumber dari air penampungan dispenser yang tidak rutin dibersihkan.

Kondisi tersebut menciptakan tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

“Mereka menemukan banyak jentik di tempat-tempat yang tidak disangka, salah satunya di air penampungan dispenser yang jarang dibersihkan. Ini menjadi catatan penting bagi warga agar lebih teliti dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama di dalam rumah,” ungkap Dede Witarli saat ditemui di RW 14 RT 04, Pangauban Silih Asih pada Senin (15/09/25).

Menurutnya, pihak Puskesmas menyatakan akan segera menyampaikan temuan ini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat untuk ditindaklanjuti dan dicarikan solusi yang lebih menyeluruh.

Sementara menunggu langkah lanjutan dari dinas terkait, masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan aktif menjaga kebersihan lingkungan.

“Perhatikan air yang menggenang, bersihkan tempat penampungan air, jangan biarkan pakaian bekas pakai tergantung terlalu lama di dalam rumah, dan selalu jaga sirkulasi udara. Nyamuk DBD sangat suka bersarang di pakaian yang habis dipakai.” lanjut Dede.

Terkait fogging atau pengasapan, kata Dede, pihak Puskesmas menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada anjuran resmi dari pemerintah sebagai langkah utama penanganan DBD. Namun, beberapa dinas masih menggunakan metode Pengendalian Vektor (P2) dengan prosedur dan dosis yang telah ditentukan.

“Fogging boleh saja dilakukan atas inisiatif warga, namun perlu diperhatikan bahwa pemakaian insektisida harus sesuai takaran. Jika salah komposisi, justru bisa membuat nyamuk semakin kebal dan tidak efektif membasmi populasi nyamuk penyebab DBD,” tegasnya.

“Masyarakat diharapkan tidak hanya mengandalkan fogging, melainkan fokus pada gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.”sambungnya.

Pihak Puskesmas Batujajar juga menghimbau agar pemerintah setempat gencar mengadakan sosialisasi lebih lanjut pada warga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dalam upaya menekan penyebaran DBD, terutama disaat musim penghujan. (Bzo)

Berita Utama